Samarinda, Sekala.id – Suasana haru menyelimuti kawasan Gang Saka, RT 16, Kelurahan Bukit Pinang, Samarinda Ulu, Senin (12/5/2025). Seorang balita berusia dua tahun, Nabil Sarim, hilang terseret arus banjir tepat di depan rumahnya sendiri. Ia terjatuh ke aliran air deras saat sedang bermain, hanya beberapa langkah dari pengawasan orang tuanya.
Kejadian memilukan itu berlangsung cepat, hanya berselang detik dari kelengahan sang ibu. Nabil diketahui tengah bermain pancing-pancingan di atas jembatan teras rumah, sementara sang ayah membersihkan sampah sisa banjir. Tak disangka, arus yang tampak tenang di permukaan ternyata menyimpan bahaya.
“Anaknya memang sempat diawasi, tapi saat tergelincir itu, ibunya tak sempat menolong,” ujar Lurah Bukit Pinang, Eko Purwanto.
Tim gabungan dari relawan dan BPBD langsung dikerahkan begitu laporan masuk. Hingga Senin sore, pencarian masih dilakukan menyusuri sungai yang melintas di permukiman padat tersebut.
Menurut Eko, lingkungan sekitar memang dikenal sebagai kawasan langganan banjir. Lokasinya berada di dataran rendah dengan sungai yang dangkal dan cepat meluap saat hujan deras.
“Kawasan ini seperti mangkuk. Air dari mana-mana kumpul ke sini. Sungainya pun dangkal, jadi banjir gampang terjadi,” jelasnya.
Pihak kelurahan tengah mengusulkan pembangunan polder atau kolam retensi sebagai solusi jangka panjang. Folder diharapkan bisa menahan aliran air sebelum masuk ke kawasan permukiman.
“Kalau air bisa tertampung dulu di polder, risikonya bisa kita tekan. Saat ini air dari Gang Manunggal dan Tawar langsung masuk ke sini tanpa pengendali,” tambahnya.
Pemkot Samarinda pun disebut tengah menyiapkan program pembangunan sistem irigasi dan gorong-gorong baru di kawasan tersebut.
Eko menekankan pentingnya kewaspadaan warga, terutama saat cuaca ekstrem.
“Banjir datang cepat, anak-anak sering jadi korban karena dianggap aman padahal air deras bisa menenggelamkan dalam hitungan detik. Jangan biarkan mereka main di luar saat banjir,” tegasnya. (Jor/El/Sekala)