Bandung, Sekala.id – Seorang warga Bandung yang enggan disebut identitasnya harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung setelah terkonfirmasi positif terinfeksi virus cacar monyet atau monkeypox, penyakit langka yang bisa menyebabkan kematian.
Seminggu lalu, ia merasakan gatal-gatal di seluruh tubuhnya. Ia melihat ada bintik-bintik merah yang muncul di kulitnya. Ia menganggap itu hanya alergi biasa yang akan hilang dengan sendirinya. Ia tidak curiga ada sesuatu yang salah dengan dirinya.
Namun, gejalanya tidak kunjung membaik. Malah, ia merasa demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Ia pun memutuskan untuk pergi ke puskesmas terdekat untuk memeriksakan diri. Di sana, ia mendapat kabar yang mengejutkan. Dokter mencurigai ia terinfeksi virus cacar monyet, penyakit yang jarang ditemukan di Indonesia.
“Kami sudah menerima laporan ini sejak 23 Oktober 2023, dari salah satu puskesmas di Bandung. Gejala pasien tersebut mirip dengan ciri-ciri yang mengarah ke monkeypox,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Ira Dewi Jani.
Pasien kemudian dirujuk ke RSHS Bandung untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Di sana, ia menjalani pemeriksaan dan pengambilan spesimen lagi pada 24 Oktober. Tiga hari kemudian, hasilnya keluar. Pasien positif terinfeksi virus cacar monyet.
“Virus ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Kami harus melakukan isolasi dan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan sejauh mana tingkat keparahannya,” kata Ira.
Hingga kemarin, kondisi pasien masih stabil. Namun ia tidak bisa dipulangkan karena harus tetap berada di bawah pengawasan medis. Ira mengatakan, tim kesehatan dari Dinkes Bandung sudah melakukan pemeriksaan kepada orang-orang yang berpotensi kontak erat dengan pasien, termasuk anggota keluarganya.
“Hasilnya, seluruh anggota keluarga tidak ada yang menunjukkan gejala cacar monyet. Kami awasi ya daripada kami kehilangan gitu, pokoknya dikasih edukasi keluarganya soal kontak erat. Dia tinggal di situ, jadi harus diawasi dan pemantauan gejala ke arah monkeypox,” jelasnya.
Cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari keluarga poxvirus. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet di Afrika pada tahun 1958.
Penularannya bisa melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tupai, atau tikus, atau dengan manusia yang sakit.
Gejala cacar monyet mirip dengan cacar air, yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit³. Namun, cacar monyet memiliki gejala khas dengan pembesaran kelenjar getah bening. Kemudian, di bagian kulit seperti ada nanah dan di bagian tengah terlihat titik layaknya donat.
“Kalau cacar air kan bening saja,” ucap Ira.
Belum ada vaksin atau obat spesifik untuk cacar monyet. Pengobatannya hanya bersifat simptomatik, yaitu mengurangi gejala dan mencegah infeksi sekunder. Pencegahan terbaik adalah menghindari kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
(Jor/Zal/Sekala)