Samarinda, Sekala.id – Ramadan sudah memasuki hari ke sepuluh. Seperti biasa, harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Cabai melambung hingga Rp100 ribu per kilogram, stok beras dikhawatirkan menipis, dan harga minyak goreng tak kunjung stabil.
Namun, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, memastikan pemerintah tidak tinggal diam. Dalam rapat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kantor Gubernur Kaltim, Senin (10/3/2025), ia memaparkan strategi besar untuk menjaga harga tetap terkendali.
Tak bisa dimungkiri, Ramadan dan Idulfitri selalu mendongkrak permintaan beras. Apalagi, kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) membawa tambahan populasi yang signifikan. Rudy menegaskan bahwa stok beras di Kaltim harus aman. Bulog diminta bekerja ekstra memastikan pasokan cukup hingga Lebaran nanti.
Namun, gubernur tak hanya ingin bergantung pada stok Bulog. Ia mendorong peningkatan produksi lokal. Sungai Mahakam dan Sungai Longkali bisa menjadi sumber pengairan untuk meningkatkan panen.
“Kalau daerah lain setahun panen sekali, kita bisa dua sampai tiga kali,” ujarnya optimistis.
Bukan hanya stok, distribusi yang tersendat juga bisa memicu kenaikan harga. Rudy paham betul bahwa jalan rusak atau banjir bisa membuat harga kebutuhan pokok melambung.
“Distribusi yang terlambat itu berarti harga naik. Itu yang kita cegah,” katanya.
Ia memastikan jalan penghubung antara 10 kabupaten dan kota di Kaltim tetap dalam kondisi prima. Dengan distribusi yang lancar, harga bisa ditekan, dan inflasi tak semakin liar.
Salah satu lonjakan harga yang paling terasa adalah cabai. Dalam beberapa pekan terakhir, harga cabai di pasaran sempat menembus Rp100 ribu per kilogram.
Rudy punya solusi sederhana, yakni tanam sendiri. Ia mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam cabai, sehingga tidak perlu terlalu bergantung pada pasokan dari luar daerah.
“Kita bisa mulai dari rumah sendiri. Kalau banyak yang tanam, harga bisa lebih stabil,” katanya.
Selain cabai, harga minyak goreng juga masih menjadi perhatian. Padahal, Kaltim memiliki perkebunan sawit yang luas serta pabrik pengolahan CPO di Bontang dan Balikpapan. Seharusnya, harga minyak goreng lebih terkendali.
“Semua bahan bakunya ada di sini. Tidak perlu pengapalan. Tinggal dikemas ulang. Ini bisa jadi peluang usaha,” ujar Rudy.
Di tengah isu kenaikan harga, Rudy mengingatkan masyarakat agar tidak panik dan memborong barang secara berlebihan. Menurutnya, panic buying justru akan memperburuk situasi. Ia meminta seluruh pihak, termasuk ulama dan tokoh masyarakat, membantu mengedukasi warga agar lebih bijak dalam berbelanja.
“Gunakan media, libatkan tokoh agama. Edukasi itu penting supaya masyarakat tidak panik,” tegasnya. (Jor/El/Sekala)