Sekala.id– Pada zaman digital yang semuanya serba mobile, smartphone tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga menjadi tempat penyimpanan data pribadi yang mengandung informasi vital seperti akun bank, obrolan privat, dan dokumen pekerjaan.
Oleh karena itu, kemudahan ini turut menghadirkan risiko signifikan pada data dalam perangkat mobile yang berpotensi menjadi target utama bagi penjahat cyber. Disinilah proses pengamanan data dengan metode enkripsi menempati posisi penting sebagai lapisan perlindungan akhir.
Berdasarkan laporan terakhir yang dikeluarkan oleh Cybersecurity Ventures, insiden kejahatan cyber pada perangkat seluler naik lebih kurang 40% sepanjang tahun 2024. Sebagian besar penggunanya belum sadar bahwa jika tanpa adanya enkripsi, informasi penting dalam telepon genggam mereka dapat dibuka, dirubah, atau bahkan disambar oleh para penyerang hanya dalam waktu beberapa menit saja.
Apakah itu Enkripsi dan Kenapa Ini Begitu Berarti?
Enkripsi adalah teknologi yang menyulitkan pemahaman data melalui pengacakan agar hanya boleh diakses menggunakan kata kunci tertentu. Ini berarti bahwa walaupun perangkat tersebut terjatuh ke tangan pihak lain, informasinya masih akan aman dan tak dapat dilihat tanpa persetujuan. Saat ini fitur semacam itu telah menjadi norma pada sistem operasi canggih seperti Android serta iOS.
Fakta yang Mengejutkan
Survei nasional menyatakan bahwa lebih dari 60% pemakai telepon genggam di Indonesia belum mematikan fitur penyandian data atau bahkan tak tahu tentang adanya opsi tersebut pada gadgetnya. Meski demikian, fungsi enkripsi bisa dinyalakan cukup dalam hitungan langkah saja melalui bagian setelan privasi dan keamanan.
Ancaman Sebenarnya Di Belakang Layar
Kecelakaan siber pada perangkat seluler kini menjadi ancaman nyata. Alat yang tidak dilindungi oleh enkripsi rentan terhadap serangan malware penyerobot data, spyware, atau serangan pada jaringan umum yang menyadap kegiatan pengguna. Bahkan, penyerang bisa mencloning informasi dari perangkat seluler yang tidak terlindungi dan menjualnya di pasaran daring ilegal.
Langkah Sederhana, Dampak Besar
Nyalakan opsi penyandian datanya, pakai kunci tampilan yang tangguh (seperti PIN atau metode biometriks), serta jangan simpan informasi pribadi penting tanpa proteksi. Selain itu, manfaatkan berbagai program yang telah dilengkapi dengan teknologi penyandian end-to-end, terutamanya dalam bidang komunikasi serta pengarsipan berkas.
Regulasi Mulai Menyusul
Pihak berwenang Indonesia lewat Kementerian Informasi sedang merancang aturan baru yang mengharuskan implementasi enkripsi pada beberapa jenis aplikasi dan gadget digital, terutama mereka yang menyimpan informasi pribadi warganegara. Upaya tersebut dipercaya dapat meningkatkan proteksi kehidupan privat para penggunanya dalam ruang maya. (Jor/El/Sekala)