Tenggarong, Sekala.id – Minggu (1/10), adalah hari terakhir pesta adat Erau 2023. Puncak acara adalah Mengulur Naga dan Belimbur, yang merupakan ritual penyucian diri Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dan seluruh rakyatnya.
Belimbur adalah tradisi khas Kukar yang sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keberkahan, keselamatan, dan perlindungan dari segala mara bahaya. Belimbur juga menandakan berakhirnya perayaan Erau.
Namun, belimbur bukanlah sembarang menyiram air. Ada tata krama yang harus diikuti oleh semua peserta. Pemkab Kukar dan Kesultanan Kukar telah mengeluarkan imbauan agar belimbur berjalan tertib dan lancar.
Wabup Kukar, Rendi Solihin, mengatakan bahwa belimbur adalah prosesi sakral yang harus dihormati oleh semua pihak. Ia berharap tidak ada berita-berita negatif yang muncul usai belimbur.
“Kita minta masyarakat patuh terhadap titah Sri Paduka Sultan Kukar Aji Muhammad Arifin. Jangan sampai ada yang melanggar tata krama belimbur dan merusak kesakralannya,” ujarnya.
Beberapa hal yang dilarang dalam belimbur antara lain:
– Menyiram air kotor atau najis
– Menyiram air dengan plastik atau pompa air
– Melakukan pelecehan seksual
– Menyiram lansia, ibu hamil, atau anak balita
– Bagi yang melanggar, akan dikenakan sanksi hukum adat maupun hukum negara.
Acara belimbur akan dilaksanakan dari Kelurahan Loa Tebu sampai Loa Janan Simpang 3. Waktu pelaksanaannya sejak pukul 10.00 Wita sampai 15.00 Wita. Tanda dimulainya belimbur, sejak Sri Paduka Sultan Kutai Kartanegara Martadipura ke-XXI memercikan air tuli. (Jor/Zal/Sekala)