Samarinda, Sekala.id – Hotel Harris di Jalan Untung Suropati, Samarinda, tampak ramai pada Sabtu malam (29/4/2023). Di sana, dua organisasi masyarakat (ormas) besar Dayak Kenyah di Kalimantan Timur (Kaltim) mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) IV.
Dua organisasi yang dimaksud adalah Lembaga Adat Dayak Kenyah Kalimantan Timur (LADK-KT) dan Kerukunan Dayak Kenyah Kalimantan Timur (KDK-KT). Selain untuk memilih pemimpin baru yang akan memimpin kedua ormas tersebut, mubes juga menjadi ajang silaturahmi dan konsolidasi antara anggota ormas yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Kaltim.
Salah satu tamu undangan yang hadir dalam pembukaan mubes adalah Rudi Mas’ud, anggota DPR RI dari Partai Golkar. Rudi merupakan politikus asal Kaltim yang duduk di Komisi XI yang membidangi keuangan dan perbankan.
Rudi mengatakan, ia datang untuk memberikan dukungan dan apresiasi kepada kedua ormas Dayak Kenyah yang telah menyelenggarakan mubes secara demokratis dan tertib. Ia berharap, hasil mubes bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas dan berkomitmen untuk memajukan Dayak Kenyah di Kaltim.
“Saya harap pemimpin-pemimpin baru ini bisa menjaga dan melestarikan warisan leluhur mereka di tengah perkembangan zaman,” kata Rudi kepada Klausa.co usai membuka Mubes.
Rudi juga menekankan pentingnya peran dayak kenyah dalam menghadapi rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) baru ke Kaltim. Ia mengatakan, dayak kenyah harus bisa menjadi pemain, bukan hanya penonton dalam pembangunan IKN.
Mubes tersebut menetapkan Ajang Kedung sebagai Ketua LADK-KT dan Dr Jiuhardi sebagai Ketua KDK-KT. Keduanya dipilih secara aklamasi oleh peserta mubes tanpa ada calon lain yang bersaing.
Ajang Kedung mengucapkan terima kasih pada seluruh warga suku dayak kenyah Kaltim yang telah mempercayakan kembali kepadanya untuk memimpin LADK-KT. Ia berjanji akan melakukan penambahan dan penataan struktur kepengurusan yang baik serta melaksanakan berbagai program kegiatan, terutama yang berkaitan dengan persiapan penyambutan IKN di Kaltim.
“Salah satu program yang akan kami lakukan adalah pelatihan untuk memperkuat kualitas SDM warga dayak kenyah. Kami juga akan membuat program pelestarian seni, budaya dan adat istiadat. Jangan sampai ini kabur, karena ini warisan leluhur dan merupakan kekayaan bangsa,” ujar Ajang.
Sementara itu, Jiuhardi menyebutkan bahwa suku dayak kenyah terdiri dari 24 sub suku dan tersebar di seluruh wilayah Kaltim. Ia berharap, forum kerukunan senantiasa dapat menciptakan kedamaian dan keharmonisan baik sesama suku dayak maupun dengan seluruh warga bangsa yang ada di Kaltim.
“Jangan sampai ada masalah diantara kita, jadi kita harus terus merawat hidup rukun dan damai. Apalagi dengan hadirnya IKN di Kaltim ini. Karena orang yang hidup rukun pasti banyak diberkati oleh Tuhan. Kemudian kita juga harus saling sinergi dalam semua sektor pembangunan,” paparnya.
Marthin Billa, Presiden Majelis Adat Dayak Nasional, yang juga hadir dalam mubes, mengucapkan selamat kepada kedua ketua yang terpilih. Ia percaya bahwa kinerja kepengurusan yang baru ini dapat meningkat, terlebih dengan adanya pengalaman kepemimpinan di periode sebelumnya.
“Saya yakin mereka bisa melaksanakan tugas dengan baik. Entah itu untuk kepentingan suku dayak kenyah maupun bangsa dan negara. Khususnya, kepentingan di bidang sosial kemasyarakatan,” kata Marthin.
Marthin juga mengapresiasi penyelenggaraan mubes yang berjalan lancar dan demokratis. Ia mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa dayak kenyah memiliki semangat gotong royong dan musyawarah untuk mufakat.
“Ini adalah contoh baik bagi ormas-ormas lain di Kaltim maupun di Indonesia. Saya harap dayak kenyah bisa terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah dan stakeholder lainnya dalam rangka membangun Kaltim yang lebih maju dan sejahtera,” tutup Marthin. (Apr/Fch/Sekala.id)