Samarinda, Sekala.id – Di tengah banjir setinggi 70 sentimeter yang merendam Perumahan Griya Mukti, Jalan PM Noor, Kecamatan Sungai Pinang, warga bertahan dengan segala cara. Ada yang memilih tetap di rumah meski air menggenangi lantai, ada pula yang mengungsi ke lantai dua rumah kerabat. Sementara itu, perahu kecil menjadi sarana utama keluar-masuk perumahan.
Ayu (42), salah satu warga yang terdampak, kini tinggal di loteng rumah keluarga. Bagian bawah rumah sudah tak bisa dihuni, air perlahan merangkak naik sejak dua hari lalu.
“Kalau rumah cuma satu lantai, ya habis. Jadi kami pindah ke rumah keluarga yang dua lantai, tinggal di atas sementara,” ujarnya, Kamis (30/1/2025).
Pantauan Sekala.id di lokasi, air yang menutup akses jalan utama membuat aktivitas warga lumpuh. Perahu kecil menjadi satu-satunya alat transportasi. Mereka yang hendak membeli kebutuhan pokok atau bekerja harus menerobos banjir dengan cara ini.
“Kemarin lebih tinggi, sekarang sudah mulai surut. Tapi tetap susah kalau mau keluar rumah,” kata Ayu.
Meski listrik masih menyala, warga menghadapi keterbatasan lain. Bantuan mulai berdatangan, tetapi masih sebatas makanan. Pakaian kering, selimut, dan perlengkapan rumah tangga belum tersedia.
“Sejauh ini cuma ada makanan. Pakaian ganti masih kurang, apalagi untuk anak-anak,” tambahnya.
Selain itu, kondisi air yang kotor juga mulai menimbulkan dampak kesehatan. Warga mengeluhkan gatal-gatal akibat terlalu lama terendam air.
“Mau ke dokter juga susah. Untungnya belum ada yang sakit serius,” tutur Ayu.
Banjir di Griya Mukti bukan kejadian baru. Setiap kali hujan deras mengguyur, kawasan ini kerap menjadi langganan genangan. Warga berharap pemerintah segera turun tangan, tidak hanya dengan bantuan logistik, tetapi juga solusi jangka panjang.
“Kalau bisa jangan hanya kasih bantuan makanan. Tapi juga cari cara supaya banjir ini nggak terus terjadi,” pungkas Ayu. (Jor/El/Sekala)