Samarinda, Sekala.id – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Samarinda kembali menjadi perhatian publik setelah sebuah video kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) viral di media sosial. Dalam video berdurasi 30 detik tersebut, terlihat beberapa mahasiswa baru dipaksa melewati selokan oleh sejumlah mahasiswa senior yang berteriak-teriak memberikan instruksi untuk berlari.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Untag Samarinda pada Rabu (25/9/2024), di sekitar kawasan Jalan Ir Juanda V. Acara berlangsung sejak pagi pukul 07.30 hingga sore pukul 17.30 Wita.
Viralnya video ini memicu perdebatan hangat di kalangan netizen. Banyak yang mempertanyakan metode orientasi yang diterapkan, menganggap perlakuan ini tidak manusiawi dan jauh dari tujuan pendidikan. Namun, sejumlah pihak juga memberikan pandangan berbeda, menyebut tradisi orientasi kampus sebagai cara membangun mental mahasiswa.
Merespons hal tersebut, Rektor Untag Samarinda, Marjoni Rahman, angkat bicara dan menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Menurutnya, tindakan yang tertangkap dalam video itu adalah ulah oknum mahasiswa senior yang tidak mengikuti aturan resmi dari kampus.
“Kami menyesalkan insiden ini dan menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan yang kami junjung. Ini murni perbuatan segelintir mahasiswa dan bukan representasi kebijakan kampus,” tegas Marjoni dalam pernyataan resminya yang diterima redaksi pada Kamis (26/9/2024).
Sebagai langkah konkret, pihak Untag langsung membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut. Tim ini diberikan mandat penuh untuk melakukan investigasi menyeluruh, dan rektor memastikan bahwa sanksi tegas akan diberikan kepada siapa pun yang terbukti bersalah.
“Kami akan melakukan evaluasi terhadap seluruh rangkaian kegiatan PKKMB tahun ini, guna memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” tambahnya.
Sementara itu, meski video tersebut menjadi viral, beberapa orang tua mahasiswa dan peserta PKKMB justru menyatakan tidak keberatan. Mereka berpendapat bahwa kegiatan tersebut masih dalam batas wajar dan siap memberikan klarifikasi lebih lanjut jika diperlukan. (Jor/El/Sekala)