Jakarta, Klausa.co – Emir Moeis selaku Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) mengajak para kader GPM untuk menjadikan ajaran marhaenisme warisan Bung Karno sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dia juga menghimbau generasi milenial dan generasi Z untuk tidak melupakan nilai-nilai ideologi yang sangat luhur bagi bangsa Indonesia.
Emir Moeis menekankan, Dies Natalis ke-76 GPM merupakan momentum bagi Kaum Nasionalis Marhaenis untuk mendukung kader terbaik Marhaenis Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) Pemilu 2024.
Dia menjelaskan, GPM bukan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang bergerak di bidang kekuatan fisik, urusan tempur, organisasi pemukul, atau organisasi pengamanan, seperti beberapa ormas berseragam yang kerap terlihat. Namun GPM, ingin menumbuhkan rasa, cinta, dan gelora Marhenisme, kepada para pemuda dan generasi muda.
”GPM dibangkitkan dan dilestarikan sebagai bagian dari perjuangan ideologi marhaenisme warisan Bung Karno. Dengan beradaptasi pada perkembangan era milenial, GPM berupaya menyebarluaskan ajaran marhaenisme di kalangan generasi muda,” ucap Emir Moeis.
Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Ideologi itu dikembangkan, dirawat, dan diwariskan oleh Presiden pertama RI Soekarno, dari pemikiran Marxisme yang diterapkan sesuai nature dan kultur Indonesia.
Selain menggelar sarasehan lintas generasi kaum marhaen, Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) juga melakukan kegiatan aksi donor darah masal dalam rangkaian ulang tahunnya yang ke-76. Kegiatan ini diikuti oleh pengurus DPD dan DPC GPM, kader, dan masyarakat, di Graha Bhima Sakti, Kompleks TNI AU Triloka, Pancoran, Jakarta Selatan.
Tak hanya itu, GPM juga membacakan deklarasi dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024-2029.
”Dirgahayu GPM. Marhaen Bergerak, Marhaen Berjuang, Marhaen Menang. Dan GPM (Ganjar Pasti Menang),” tegas Emir Moeis.
Emir Moeis juga memotong tumpeng sebagai tanda syukur atas eksistensi GPM yang tetap konsisten dalam memperjuangkan ideologi marhaenisme warisan Bung Karno.
Turut hadir Pengasuh Pesantren Soko Tunggal, Sendangguwo, Semarang; dan Pesantren Abdurrahman Wahid, Jakarta; Gus Nuril Arifin Husein. Gus Nuril mengapresiasi kebangkitan GPM dalam sudut pandang bersatunya kekuatan nasionalis religius.
”Rasa nasionalisme yang membuat NKRI ini masih tegak berdiri. Berkolaborasi dengan kekuatan religius dalam menangkal pengaruh asing yang kini sedang menggerus NKRI. Kita pewaris asli Indonesia dengan segala sumber daya alam dan manusianya sejatinya adalah kekuatan mahadahsyat pemersatu bangsa dan negeri ini. Maka kaum marhaen yang memiliki ideologi Marhaenis harus dapat menjaga dan mempertahankan NKRI sampai titik darah penghabisan,” tegas Gus Nuril. (Mar/Mul/Klausa)