By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Sekala.id
  • Nasional
  • Daerah
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Kutai Kartanegara
    • Kutai Timur
    • Kutai Barat
  • Peristiwa
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Ekonomi
  • Lainnya
    • Pemerintahan
    • Parlemen
    • Advertorial
    • Kultur
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Inspirasi
Sekala.idSekala.id
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pemerintahan
  • Parlemen
  • Kultur
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Inspirasi
  • Advertorial
  • Hiburan
Search
  • Nasional
  • Daerah
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Kutai Kartanegara
    • Samarinda
    • Kutai Barat
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pemerintahan
  • Parlemen
  • Kultur
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Inspirasi
  • Advertorial
  • Hiburan
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
© 2023 sekala.id. PT Sekala Media Klausa. All Rights Reserved
Nasional

Terinfeksi Virus Cacar Monyet, Warga Bandung Dilarikan ke RSHS

Redaksi
By Redaksi
Published: Selasa, 31 Oktober 2023
Share
Gejala cacar monyet (Foto: Ist)
SHARE

Bandung, Sekala.id – Seorang warga Bandung yang enggan disebut identitasnya harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung setelah terkonfirmasi positif terinfeksi virus cacar monyet atau monkeypox, penyakit langka yang bisa menyebabkan kematian.

Seminggu lalu, ia merasakan gatal-gatal di seluruh tubuhnya. Ia melihat ada bintik-bintik merah yang muncul di kulitnya. Ia menganggap itu hanya alergi biasa yang akan hilang dengan sendirinya. Ia tidak curiga ada sesuatu yang salah dengan dirinya.

Namun, gejalanya tidak kunjung membaik. Malah, ia merasa demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Ia pun memutuskan untuk pergi ke puskesmas terdekat untuk memeriksakan diri. Di sana, ia mendapat kabar yang mengejutkan. Dokter mencurigai ia terinfeksi virus cacar monyet, penyakit yang jarang ditemukan di Indonesia.

“Kami sudah menerima laporan ini sejak 23 Oktober 2023, dari salah satu puskesmas di Bandung. Gejala pasien tersebut mirip dengan ciri-ciri yang mengarah ke monkeypox,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Ira Dewi Jani.

Pasien kemudian dirujuk ke RSHS Bandung untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Di sana, ia menjalani pemeriksaan dan pengambilan spesimen lagi pada 24 Oktober. Tiga hari kemudian, hasilnya keluar. Pasien positif terinfeksi virus cacar monyet.

“Virus ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Kami harus melakukan isolasi dan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan sejauh mana tingkat keparahannya,” kata Ira.

Hingga kemarin, kondisi pasien masih stabil. Namun ia tidak bisa dipulangkan karena harus tetap berada di bawah pengawasan medis. Ira mengatakan, tim kesehatan dari Dinkes Bandung sudah melakukan pemeriksaan kepada orang-orang yang berpotensi kontak erat dengan pasien, termasuk anggota keluarganya.

“Hasilnya, seluruh anggota keluarga tidak ada yang menunjukkan gejala cacar monyet. Kami awasi ya daripada kami kehilangan gitu, pokoknya dikasih edukasi keluarganya soal kontak erat. Dia tinggal di situ, jadi harus diawasi dan pemantauan gejala ke arah monkeypox,” jelasnya.

Cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari keluarga poxvirus. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet di Afrika pada tahun 1958.

Penularannya bisa melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tupai, atau tikus, atau dengan manusia yang sakit.

Gejala cacar monyet mirip dengan cacar air, yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit³. Namun, cacar monyet memiliki gejala khas dengan pembesaran kelenjar getah bening. Kemudian, di bagian kulit seperti ada nanah dan di bagian tengah terlihat titik layaknya donat.

“Kalau cacar air kan bening saja,” ucap Ira.

Belum ada vaksin atau obat spesifik untuk cacar monyet. Pengobatannya hanya bersifat simptomatik, yaitu mengurangi gejala dan mencegah infeksi sekunder. Pencegahan terbaik adalah menghindari kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
(Jor/Zal/Sekala)

TAGGED:Cacar MonyetDinkes BandungIra Dewi JaniMonkeypoxRSHS Bandung
Share This Article
Facebook Pinterest Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article MKMK akan Percepat Putusan, Hindari Spekulasi Berkaitan Agenda Politik
Next Article Dukung DBON Kaltim, Wujudkan Mimpi Kaltim Berdaulat di Bidang Olahraga

Berita Undas

Omset Turun 70 Persen, Warga Jalan Abul Hasan Samarinda Protes Sistem Satu Arah
Kamis, 25 September 2025
Bhayangkari Kubar Gelar Lomba dan Pelatihan Membatik dalam rangka HKGB
Senin, 8 September 2025
Toreh Prestasi, TI Kubar Raih 8 mendali Pada Ajang Indonesia Expo Battle Taekwondo Championship di Jawa Tengah
Senin, 1 September 2025
Komisi II DPRD Mahulu Kunker ke UPTD PBP Kaltim Guna Tingkatkan Komuditi Pertanian Strategis
Kamis, 21 Agustus 2025
Tembus 2.200 Kasus, Dinkes Samarinda Dorong Deteksi Dini untuk Golongan Berisiko Tinggi
Selasa, 19 Agustus 2025

Berita yang mungkin kamu sukai

Hukum & Kriminal

Audrey Davis Terpaksa Tunda Pemeriksaan: Kondisi Mental Menjadi Kendala

2 Min Read
Nasional

PSI Melonjak Tajam, Jokowi Bungkam, KPU Didesak Jelaskan

3 Min Read
Advertorial

KKPD Mulai Diterapkan di 7 SKPD Mahulu, Fokus Belanja Barang dan Perjalanan Dinas

3 Min Read
Pemain Borneo FC Samarinda, Christophe Nduwarugira saat sesi konferensi pers. (IST)
Nasional

Christophe Nduwarugira: Tantangan di Kandang Bajul Ijo

2 Min Read
Sekala.id

Afiliasi:

Logo SMSI
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
© 2023 sekala.id. PT Sekala Media Klausa. All Rights Reserved
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna
Password

Lost your password?