By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Sekala.id
  • Nasional
  • Daerah
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Kutai Kartanegara
    • Kutai Timur
  • Peristiwa
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Inspirasi
  • Lainnya
    • Pemerintahan
    • Parlemen
    • Advertorial
    • Kultur
    • Olahraga
    • Hiburan
Sekala.idSekala.id
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Parlemen
  • Kultur
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Inspirasi
  • Advertorial
  • Hiburan
Search
  • Nasional
  • Daerah
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Kutai Kartanegara
    • Samarinda
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Parlemen
  • Kultur
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Inspirasi
  • Advertorial
  • Hiburan
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
© 2023 sekala.id. PT Sekala Media Klausa. All Rights Reserved
Samarinda

Mimbar Demokrasi Mahasiswa Samarinda Tolak Politik Dinasti dan Tuntut Penyelesaian Kasus HAM

Redaksi
By Redaksi
Published Kamis, 14 Desember 2023
Share
SHARE

Samarinda, Sekala.id – Ratusan mahasiswa Samarinda yang tergabung dalam Komite Rakyat Melawan menolak politik dinasti dan menuntut penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Indonesia. Mereka menggelar Mimbar Demokrasi di Festival HAM yang berlangsung di lapangan parkir GOR 27 September, Universitas Mulawarman pada Rabu (13/12/2023).

Dalam aksinya, para mahasiswa tampak mengenakan topeng Guy Fawkes , yang menjadi simbol perlawanan terhadap kondisi politik saat ini. Mereka juga turut membentangkan poster dan spanduk tolak politik dinasti.

“Politik dinasti adalah bentuk nepotisme yang merugikan demokrasi dan HAM. Kami menolak praktik ini dan mendesak pemerintah untuk menyelesaikan kasus-kasus HAM yang belum terselesaikan,” kata Reski Demas Pawai, penanggung jawab acara Festival HAM.

Mimbar demokrasi itu juga diisi sejumlah akademisi dari Universitas Mulawarman. Salah seorang akademisi menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM yang dikerjakan oleh pemerintahan selama sepuluh tahun terakhir.

Menurut Komnas HAM, ada 3.091 pengaduan dari masyarakat terkait dugaan pelanggaran HAM pada 2022. Jumlah itu meningkat 13,26% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 2.729 pengaduan.

Kondisi HAM sepanjang periode Jokowi-Maa’ruf, menjadi cukup suram karena kebebasan sipil menyusut, budaya kekerasan impunitas terutama di Papua dan Papua Barat, serta keputusan dalam membentuk tim penyelesaian kasus dan pelanggaran HAM masa lalu, hingga pengesahan KUHP yang bukan hanya membuktikan negara tidak serius melindungi HAM di dalam negeri, juga mencoreng wajah Indonesia di mata dunia dalam bidang pemajuan dan penghormatan HAM.

“Kami menuntut agar pemerintah bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, baik yang masih berlangsung maupun yang terjadi di masa silam. Kami juga menuntut agar pemerintah menghormati dan melindungi HAM sebagai hak dasar setiap warga negara,” ujar salah seorang peserta aksi dalam orasinya.

Daftar Kasus Pelanggaran HAM yang Belum Diselesaikan

Para mahasiswa juga menyebutkan beberapa kasus pelanggaran HAM yang belum diselesaikan oleh pemerintah, antara lain:

– Tragedi 1965-1966
– Tragedi Tanjung Priuk 1984
– Tragedi Semanggi II 1999
– Tragedi Munir 2004
– Reformasi di Korupsi 2019
– Salim Kancil 2015
– Penculikan Wiji Tukul

“Malam puncak ini bukanlah akhir dari gerakan Komite Rakyat Melawan, melainkan pembuka dari perlawanan kita selanjutnya. Bersatulah kekuatan rakyat. Hidup masyarakat tertindas. Mari bersatu dan membuat gerakan perlawanan rakyat,” tutup Reski.

Mimbar demokrasi mahasiswa itu melibatkan Forum Milenial Nusantara, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Samarinda, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam (FH UWGM) Samarinda, BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UWGM, Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Sambaliung Corner, Himpunan Mahasiswa Pembangunan Sosial (Himapsos) FISIP Universitas Mulawarman (UNMUL), BEM UNMUL, BEM Politani,  Forum Keluarga Mahasiswa Kabupaten Penajam Paser Utara (FKMKPUU) Samarinda, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, BEM FISIP UNMUL, Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Sultan Aji Samarin, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UNMUL, Perempuan Mahardika Nyanyi Solo Leon, dan Nyanyi Solo Bellen. (Kal/El/Sekala)

TAGGED:Hak Asasi ManusiaKomite Rakyat MelawanMimbar DemokrasiUniversitas Mulawarman
Share This Article
Facebook Pinterest Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article TKD Indonesia Maju Kaltim Konsolidasi, Siapkan Saksi untuk 22 Ribu TPS
Next Article Kisruh Pertalite dan Pom Mini di Samarinda, Wali Kota Minta Pertamina Turun Tangan

Berita Undas

Akademisi Unmul: Korupsi Jamrek Bisa Seret Banyak Pihak, Ini Baru Awal
Kamis, 22 Mei 2025
Lanjutan Kasus Doxing Jurnalis Selasar.co, Polisi Bentuk Timsus, PWI Kaltim: Ini Bentuk Teror Profesi
Kamis, 22 Mei 2025
Pemprov Kaltim Stop Sementara Pengadaan Mobil Dinas, Fokuskan pada Efisiensi Anggaran
Rabu, 21 Mei 2025
Ribuan Ojol Demo di Depan Kantor Gubernur Kaltim, Tuntut Kesejahteraan dan Regulasi Jelas
Selasa, 20 Mei 2025
Pembangunan Jalan ke Bandara APT Pranoto Kembali Tertunda, DPRD Kaltim Desak Tambahan Anggaran
Selasa, 20 Mei 2025

Berita yang mungkin kamu sukai

Pemerintahan

Kaltim Pacu Digitalisasi, Sekda Tekankan Pentingnya Kompetensi

2 Min Read
Peristiwa

PT SLJ Global TBK Segera Rapat Internal, Kompensasi dan Gaji Jadi Prioritas

2 Min Read
Pemerintahan

Kaltim Genjot Produksi Pisang untuk Pasar Internasional

2 Min Read
KPU Samarinda menggelar Rapat Pleno Terbuka Pilkada 2024.
Politik

Kisruh Administrasi Warnai Rekapitulasi Pilkada Samarinda, KPU Janji Bereskan Tepat Waktu

2 Min Read
Sekala.id

Afiliasi:

Logo SMSI
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
© 2023 sekala.id. PT Sekala Media Klausa. All Rights Reserved
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna
Password

Lost your password?