Jakarta, Sekala.id – Calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, mengaku belum mengetahui adanya intel yang masuk ke kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Barat. Dia berjanji akan mencari tahu lebih lanjut tentang hal tersebut.
Ganjar Pranowo, yang juga mantan gubernur Jawa Tengah, mengungkapkan hal itu saat ditanya oleh wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2023). Dia mengatakan tidak bisa berkomentar banyak karena belum mendapat informasi lengkap.
“Oh, ya? Malah belum tahu saya. Nanti saya tanya,” kata Ganjar.
Dia juga enggan menjawab pertanyaan terkait intel yang masuk ke acara rapat kerja daerah (Rakerda) PDI Perjuangan Sulawesi Tengah. Dia menyerahkan urusan internal partainya kepada sekretaris jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto.
“Coba kepada Pak Hasto, ya. Pak Hasto enggak lapor kepada saya soalnya,” ujar Ganjar.
Surat Keberatan DPD PDIP Jabar
Sebelumnya, beredar surat dari DPD PDI Perjuangan Jawa Barat kepada Kapolda Jawa Barat nomor 2939/EX/DPD-26/XI/2023. Dalam surat itu, DPD PDI Perjuangan Jawa Barat menyampaikan keberatan atas tindakan lima orang yang diduga aparat kepolisian memasuki kantor partai berlambang banteng moncong putih dengan alasan berpatroli.
Surat itu ditandatangani oleh Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono, dan Sekretaris DPD PDIP Jabar, Dedi Mulyadi. Surat itu juga dilampiri dengan foto-foto yang menunjukkan orang-orang yang diduga intel sedang berada di dalam kantor PDIP Jabar.
Dalam surat itu, DPD PDIP Jabar meminta Kapolda Jabar untuk mengusut tuntas siapa orang-orang tersebut dan apa tujuan mereka. DPD PDIP Jabar juga meminta Kapolda Jabar untuk memberikan penjelasan dan permintaan maaf kepada PDIP Jabar atas insiden tersebut.
Todung Mulya Lubis: Delapan Intel Masuk ke Acara Internal PDIP
Selain itu, Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, sempat menyebut delapan intel masuk ke acara internal partai nomor urut tiga pada Pemilu 2024 itu.
“Kantor DPC PDIP di Palu itu didatangi oleh delapan orang polisi. Itu acara internal PDIP,” kata Todung.
Todung mengatakan hal itu dalam konferensi pers di kantor TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Kamis (23/11). Dia mengatakan bahwa kehadiran intel tersebut merupakan bentuk intimidasi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
“Kami mengecam keras tindakan intel yang masuk ke acara internal PDIP. Ini adalah bentuk intimidasi dan pelanggaran HAM. Kami minta polisi menghormati demokrasi dan tidak mengganggu proses pemilu,” tegas Todung.
Todung juga mengatakan bahwa pihaknya akan melaporkan hal ini ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Dia berharap agar lembaga-lembaga tersebut dapat bertindak tegas dan adil terhadap pelaku-pelaku intel tersebut.
“Kami akan laporkan ke KPU dan Bawaslu. Kami harap mereka bisa bertindak tegas dan adil. Kami juga minta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh intel-intel yang ingin mengacaukan pemilu,” pungkas Todung. (Kal/El/Sekala)