Samarinda, Sekala.id – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi provinsi pertama di Indonesia dan dunia yang melakukan vaksinasi massal Demam Berdarah Dengue (DBD). Program ini mendapat apresiasi dari BBC London, yang akan meliput langsung kegiatan ini pada 6 Februari 2024.
Vaksinasi massal DBD di Kaltim difasilitasi oleh Biofarma, perusahaan farmasi milik negara. Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) dr. Jaya Mualimin mengatakan bahwa program ini bertujuan untuk mencegah DBD di wilayah-wilayah yang rawan terkena penyakit ini.
“Kami bekerja sama dengan Biofarma untuk memberikan vaksin terbaru dari Takeda Jepang kepada 11 ribu siswa usia 6-12 tahun, yang merupakan kelompok paling rentan terhadap DBD. Pemerintah telah mengalokasikan hampir Rp 10 miliar untuk vaksin tahun lalu, dan akan menambah anggarannya tahun ini,” kata Jaya pada Sabtu (27/1/2024).
Selain vaksinasi, Dinkes Kaltim juga melakukan pengendalian vektor dengan melepaskan nyamuk Wolbachia, yaitu nyamuk yang mengandung bakteri yang dapat menghambat penularan virus dengue. Nyamuk Wolbachia akan berkembang biak dengan nyamuk Aedes Aegypti, yang merupakan vektor DBD, dan menghasilkan keturunan yang kebal terhadap virus.
“Kami telah menerapkan pengendalian vektor di beberapa daerah, termasuk di Bontang. Hasilnya, angka kesakitan DBD menurun di beberapa tempat, seperti Yogyakarta dan Denpasar. Ini menunjukkan bahwa pengendalian vektor efektif untuk mencegah DBD,” ujar Jaya.
Dia menekankan pentingnya pencegahan DBD, karena penyakit ini masih menjadi ancaman di Bumi Etam. Pada 2023, terdapat 5.616 kasus DBD di provinsi ini, dengan jumlah tertinggi di Kutai Kartanegara (Kukar), Balikpapan, dan Samarinda. Jaya berharap, dengan vaksinasi massal dan pengendalian vektor, angka kesakitan DBD bisa turun menjadi 10 per 100 ribu penduduk.
“Kami tidak mau tinggal diam menghadapi DBD. Kami terus berinovasi untuk mencegah dan menanggulangi penyakit ini. Vaksinasi massal dan pengendalian vektor adalah langkah-langkah proaktif yang kami lakukan untuk mengurangi dampak DBD di Kaltim,” tutup Jaya. (Jor/El/Sekala)