Samarinda, Sekala.id – Dalam dua bulan pertama tahun 2025, sebanyak 37 individu orangutan berhasil dievakuasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur. Angka ini mengindikasikan ancaman serius terhadap habitat primata langka tersebut.
Kepala BKSDA Kaltim, Ari Wibawanto, mengungkapkan bahwa penyelamatan dilakukan di berbagai wilayah, khususnya di utara Sungai Mahakam hingga Sungai Kelay, Kabupaten Berau.
“Sejak awal tahun, sudah 37 orangutan yang kami selamatkan,” ujarnya.
Tingginya angka penyelamatan ini tak lepas dari makin berkurangnya tutupan hutan. Di Kutai Timur, terutama sepanjang Jalan Poros Sangatta-Muara Wahau, orangutan semakin sering ditemukan di perkebunan dan permukiman akibat kehilangan habitat alami mereka.
“Konflik antara manusia dan orangutan semakin meningkat karena hutan yang menjadi rumah mereka terus menyusut,” jelas Ari.
Dari total 37 individu yang dievakuasi, sebanyak 28 telah ditranslokasikan ke kawasan konservasi, yaitu Hutan Lindung Gunung Batu Masangat Busang, PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI), dan Taman Nasional Kutai.
Penyelamatan ini melibatkan berbagai mitra konservasi, seperti Centre for Orangutan Protection (COP), Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation, dan Conservation Action Network (CAN).
BKSDA Kaltim menegaskan komitmennya untuk terus menyelamatkan dan merehabilitasi orangutan sesuai dengan Peraturan Menteri LHK Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelamatan Jenis Satwa.
“Kami akan terus melakukan upaya penyelamatan agar orangutan dan manusia bisa hidup berdampingan, sehingga keberlangsungan spesies ini tetap terjaga,” tutup Ari. (Jor/El/Sekala)