Balikpapan, Sekala.id – Pertarungan antara Borneo FC Samarinda kontra PSM Makassar di Stadion Batakan, Balikpapan, Senin (2/12/2024), menyuguhkan drama sepak bola yang penuh intensitas. Namun, kemenangan tipis 1-0 yang diraih Juku Eja bukan sekadar soal keberuntungan. Strategi matang dan ketenangan menjadi kunci utama PSM meninggalkan Borneo FC dalam kekecewaan mendalam.
Bagi Borneo FC, laga ini menjadi ajang pembelajaran pahit. Pelatih Pieter Huistra tak mampu menyembunyikan rasa kecewanya, meski ia tetap memuji semangat juang para pemainnya.
“Kami sudah berjuang keras hingga menit terakhir, tetapi hasilnya tidak sesuai harapan,” ujar pelatih asal Belanda tersebut.
Namun, cerita di balik kekalahan Borneo FC bukan hanya soal peluang yang gagal dimaksimalkan. Pertahanan rapat PSM, ditambah dengan efektivitas serangan balik mereka, menjadi tembok yang sulit ditembus.
“Mereka sangat solid di belakang, dan serangan balik mereka benar-benar membuat kami kesulitan,” kata Huistra.
Yang menarik, meski Borneo FC tak banyak menciptakan peluang emas, semangat mereka di lapangan tetap tak surut. Ini menunjukkan bahwa meski kalah secara skor, Borneo FC masih mampu menunjukkan karakter kuat sebagai tim yang terus bertarung hingga detik terakhir.
Di sisi lain, PSM Makassar membuktikan bahwa permainan mereka bukan hanya mengandalkan fisik, tetapi juga kecerdasan membaca situasi. Gol tunggal yang tercipta adalah buah dari kesabaran dan penguasaan momen. Bagi Juku Eja, kemenangan ini tak hanya soal tiga poin, tetapi juga sinyal kuat bahwa mereka siap bersaing di jalur juara. (Jor/El/Sekala)