Samarinda, Sekala.id – Kalimantan Timur (Kaltim) bersiap merayakan momen hari jadi dengan cara yang tak biasa. Pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 tahun 2025, Bumi Etam tak hanya akan dihiasi kemeriahan pesta rakyat dan lantunan musik dari grup legendaris Slank, tetapi juga membawa pesan lingkungan yang kuat, menyembuhkan luka tambang dengan menanam harapan.
Di GOR Kadrie Oening, upacara resmi akan menjadi pembuka rangkaian acara yang digelar sepanjang Januari. Namun, daya tarik sebenarnya bukan sekadar seremonial. Di sebuah lahan bekas tambang, Slank bersama Penjabat Gubernur Kaltim akan memimpin aksi simbolis: menanam pohon. Sebuah langkah kecil, tetapi penuh makna, di tengah upaya Kaltim memperbaiki jejak eksploitasi masa lalu.
Slank, band yang identik dengan pesan perdamaian dan cinta lingkungan, bukan hanya tampil di panggung untuk menghibur ribuan warga Kaltim. Kehadiran mereka dalam aksi penanaman pohon menunjukkan sisi lain dari perayaan HUT ini—perpaduan antara hiburan dan kesadaran akan keberlanjutan.
“Kami ingin acara ini meninggalkan jejak, bukan hanya kenangan hiburan, tetapi juga pesan bahwa Kaltim peduli pada masa depan lingkungannya,” ujar Sri Wahyuni, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, dalam rapat persiapan di Kantor Gubernur pada Selasa (24/12/2024).
Tak hanya aksi hijau, pesta rakyat Kaltim juga akan diisi berbagai kegiatan untuk semua usia. Dari lomba jalan santai hingga marching band, masyarakat akan menemukan ruang untuk ikut ambil bagian dalam perayaan ini. Bahkan, pameran pembangunan yang digelar sebagai bagian dari rangkaian acara tak hanya menampilkan pencapaian provinsi, tetapi juga memperlihatkan bagaimana Kaltim menavigasi masa transisi menuju era Ibu Kota Negara (IKN).
Ndarboy Genk, musisi yang dikenal dengan lirik-lirik berbahasa Jawa yang menyentuh, turut bergabung dalam pesta rakyat ini. Sosoknya, bersama Slank, diharapkan mampu menyemarakkan Pekan Rakyat yang digelar mulai 6 Januari 2025.
Namun, inti dari perayaan tahun ini bukan hanya pesta. Penanaman pohon di lahan bekas tambang menjadi simbol komitmen Kaltim untuk memperbaiki kerusakan yang ditinggalkan oleh eksploitasi sumber daya alam.
Siti Sugiyanti, Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Kaltim, menyebut bahwa kolaborasi ini menunjukkan sisi berbeda dari sebuah perayaan daerah.
“Kegiatan ini adalah refleksi tentang bagaimana kita memperlakukan tanah tempat kita berpijak,” katanya.
Dengan berbagai rangkaian acara yang memadukan hiburan, edukasi, dan aksi nyata, HUT Kaltim ke-68 menawarkan lebih dari sekadar kemeriahan. Ini adalah momen introspeksi sekaligus perayaan semangat baru. (Jor/El/Sekala)