Samarinda, Sekala.id – Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) tengah gencar mendorong perubahan dan transformasi di bidang pendidikan. Salah satu program unggulan yang diandalkan adalah pendidikan guru penggerak, yang bertujuan untuk menciptakan guru-guru berkualitas yang mampu menjadi agen perubahan di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Guru penggerak adalah guru yang memiliki kompetensi, integritas, dan dedikasi tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pembelajar. Guru penggerak juga memiliki kemampuan untuk berinovasi, berkolaborasi, dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Guru penggerak diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, membangun budaya sekolah yang positif, dan memberdayakan potensi siswa secara optimal.
Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, program guru penggerak sangat penting untuk mendukung proses transformasi pendidikan di Indonesia.
“Ada banyak perubahan di dalam sistem pendidikan kita, entah itu kurikulum, metode pembelajaran maupun assesmennya. Semua berubah. Nah, jadi guru-guru penggerak ini kunci,” ujarnya saat menghadiri Sosialisasi Program Guru Penggerak di Ballroom Hotel Aston, Jalan Pangeran Hidayatullah, Samarinda, Selasa (25/7/2022).
Hetifah menambahkan, guru penggerak tidak hanya menjadi inisiator perubahan, tetapi juga menjadi role model bagi guru-guru lainnya. Dengan demikian, dampak positif dari program ini akan menyebar ke seluruh jenjang pendidikan di Indonesia.
“Guru penggerak itu bisa memberi pengaruh positif kepada lingkungannya. Baik dari dalam maupun luar satuan pendidikan (sekolah). Mereka bisa menjadi inspirasi bagi guru-guru lainnya untuk terus belajar dan berkembang,” tuturnya.
Untuk itu, Hetifah memberikan dukungan penuh terhadap program guru penggerak di Provinsi Kaltim. Ia berharap agar guru-guru terbaik di daerah ini mau mendaftar dan mengikuti seleksi menjadi guru penggerak. Pasalnya saat ini, jumlah guru penggerak di Kaltim masih terlalu sedikit.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, total jumlah guru negeri di Kota Samarinda ada sekitar 2.400 orang. Namun apabila dibandingkan dengan jumlah guru penggerak, kisarannya lebih dari 100 orang. Masih di bawah 200 orang, berarti tidak signifikan.
“Jika sedikit, maka efeknya juga lebih kurang. Kalau makin banyak, pasti efek atau daya ubahnya menjadi lebih tinggi juga. Tidak rugi menjadi guru penggerak, sebab mereka bisa mendapat kesempatan jadi kepala sekolah. Selain itu juga menerima ilmu-ilmu baru dan menambah kompetensi serta kapasitasnya,” jelasnya.
Sementara itu ditempat yang sama, Kepala Disdikbud Samarinda Asli Nuryadin menegaskan bahwa pihaknya akan berupaya membuat guru-guru di Kota Tepian mau mendaftarkan diri sebagai guru penggerak. Dia mengatakan, ada banyak manfaat dan peluang yang bisa didapatkan oleh guru penggerak.
“Saya akan memberikan pemahaman bahwa guru penggerak boleh menjadi kepala sekolah dan pengawas. Walaupun golongan D3 akan kami fasilitasi,” paparnya.
Dengan adanya Sosialisasi Program Guru Penggerak ini, ia berharap para guru di Kota Samarinda ikut mendaftar menjadi guru penggerak. Nantinya, Disdikbud Kota Samarinda akan mendorong dan memfasilitasi guru-guru yang berniat menjadi guru penggerak.
“Bahkan yang untuk SD saya pastikan tinggal satu orang yang belum terangkat jadi kepala sekolah. Biar nanti harapannya yang lain juga begitu, kalau jadi guru penggerak bisa jadi pengawas, bisa jadi agen perubahan. Kan sudah ada 24 episode Merdeka Belajar,” terangnya. (Apr/Fch/Sekala)