Samarinda, Sekala.id – Senin pagi (23/12/2024) di Samarinda, suasana duka menyelimuti kediaman di Jalan Sei Barito. Di sana, para pelayat datang silih berganti untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Awang Faroek Ishak, mantan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) yang dikenal sebagai arsitek pembangunan daerah. Kepergiannya pada Minggu malam (22/12/2024), pukul 21.00 Wita di RSUD Kanujoso Balikpapan, meninggalkan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat Kaltim.
Karangan bunga memenuhi halaman rumah almarhum, membentang sepanjang jalan. Ucapan duka dari berbagai kalangan—tokoh masyarakat, pejabat, hingga warga biasa—menjadi saksi betapa besar pengaruh Awang Faroek di Benua Etam. Tepat pukul 10.00 Wita, jenazahnya dibawa ke Masjid Pemprov Kaltim Nurul Mukminin untuk disalatkan. Di masjid itu, ratusan pelayat berkumpul, menunaikan penghormatan terakhir.
Salah satu yang hadir adalah Farid Wadjdy, mantan Wakil Gubernur Kaltim yang pernah mendampingi almarhum dalam masa kepemimpinannya. Usai salat jenazah, Farid menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam.
“Beliau adalah sosok visioner, pekerja keras, dan penuh tanggung jawab. Jejaknya akan selalu dikenang,” ujar Farid dengan suara bergetar.
Awang Faroek Ishak bukan sekadar pemimpin. Ia adalah simbol pembangunan. Di bawah kepemimpinannya, Bumi Etam mencatat berbagai capaian monumental. Jalan tol pertama di Kalimantan Timur, Bandara APT Pranoto, hingga infrastruktur lainnya adalah bukti nyata dari visi besar almarhum. Bagi Farid, warisan ini bukan hanya soal bangunan fisik, tetapi juga mimpi besar yang harus dilanjutkan generasi penerus.
“Kita berharap akan lahir pemimpin-pemimpin seperti beliau, yang mampu membawa Kaltim menuju kemajuan,” kata Farid.
Pernyataan ini seakan menjadi pengingat bahwa mimpi besar Awang Faroek masih jauh dari selesai. Meski rasa kehilangan begitu mendalam, Farid mengajak semua pihak untuk tidak larut dalam kesedihan. Ia berdoa agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan.
“Semoga beliau senantiasa dalam rahmat Allah SWT. Segala pengabdian dan kerja kerasnya untuk bangsa dan negara menjadi amal jariyah,” ujarnya.
Selamat jalan, Awang Faroek. Inspirasi dan dedikasimu takkan pernah pudar. (Jor/El/Sekala)