Samarinda, Sekala.id – Suasana di sekitar Mal Lembuswana Samarinda tiba-tiba menjadi gaduh, ketika belasan karyawan dari sebuah toko tas dan sepatu terkapar tak berdaya akibat menghirup gas beracun yang diduga berasal dari mesin genset. Kejadian ini terjadi pada Rabu (6/9/2023) sore, saat listrik PLN padam dan toko tersebut menghidupkan genset untuk menerangi ruangan.
Namun, ternyata asap dari genset menyebar ke seluruh lantai dan menyebabkan keracunan massal.
Salah satu saksi mata yang juga sukarelawan dari PWI Kaltim, Munanto, mengatakan bahwa dirinya mendapat informasi tentang insiden ini melalui grup WhatsApp. Ia pun langsung bergegas ke lokasi untuk membantu mengevakuasi korban.
“Saat kami sampai di sana, kami melihat banyak karyawan yang sudah pingsan, muntah-muntah, dan lemas. Kami langsung membawa mereka keluar dari toko dan memanggil ambulans. Ada yang di lantai satu, dua, dan tiga,” kata Munanto.
Menurutnya, ada sekitar 12 orang yang harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Mereka dibagi ke tiga rumah sakit berbeda, yaitu Rumah Sakit AW Sjahranie, Rumah Sakit Dirgahayu, dan Rumah Sakit SMC.
“Alhamdulillah, dua orang yang saya antar sudah sadar dan kondisinya stabil. Mudah-mudahan yang lain juga bisa segera sembuh,” ucap Munanto.
Sementara itu, Tim Rescue Damkar Kota Samarinda Ikhwan Wahyudi mengatakan bahwa pihaknya harus memecahkan kaca di lantai tiga untuk membuat ventilasi udara. Hal ini dilakukan agar udara segar bisa masuk ke dalam ruangan dan mengurangi kadar gas beracun.
“Kami belum sempat membersihkan sisa-sisa gas yang masih ada di dalam toko, karena kami fokus pada penanganan korban,” jelas Ikhwan.
Ia juga mengatakan bahwa timnya telah mensterilkan lantai tiga dan meminta semua karyawan mal untuk meninggalkan gedung sementara waktu.
Ikhwan berharap agar pengelola mal lebih memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja karyawan mereka, terutama saat menggunakan mesin genset.
“Kami harap ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Kami juga berdoa agar korban-korban yang keracunan gas bisa pulih dan kembali bekerja seperti biasa,” tutup Ikhwan. (Joe/El/Sekala)