Samarinda, Sekala.id – Pesut Mahakam, mamalia khas Sungai Mahakam yang langka dan terancam punah, kini “hidup” dalam wujud ikon baru di tengah Kota Samarinda. Tugu Pesut Mahakam setinggi 8 meter yang baru saja diresmikan, berdiri megah di Simpang Empat Mal Lembuswana, menjadi daya tarik baru sekaligus pengingat pentingnya konservasi lingkungan.
Tak sekadar mempercantik kota, tugu ini memiliki pesan mendalam. Dibangun dengan material unik berupa kabel plastik daur ulang, Tugu Pesut Mahakam menjadi simbol kreativitas dan kepedulian terhadap keberlanjutan.
“Kami memerlukan produsen khusus yang mampu menyediakan kabel daur ulang sesuai kebutuhan desain,” ungkap Uwim Mursalim, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari DPUPR Samarinda.
Material daur ulang ini dirangkai secara artistik oleh seniman Bali, menciptakan siluet Pesut Mahakam yang terlihat kokoh di siang hari dan berkilauan saat malam berkat pencahayaan lampu sorot.
Desain tugu ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga edukasi.
“Kami ingin mengingatkan masyarakat bahwa pesut ini bukan sekadar hewan, tetapi simbol budaya dan ekosistem yang harus kita jaga,” kata Uwim.
Proses seleksi desain dilakukan secara ketat oleh tim perencana bersama Wali Kota Samarinda, Andi Harun. Tugu ini juga dirancang untuk menjadi ruang publik yang nyaman, dengan area hijau dan jalur pedestrian yang memanjakan pejalan kaki.
Samarinda bukan pertama kali menorehkan prestasi dalam pembangunan. Pada 2017, kota ini menerima Penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha atas keberhasilan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kini, Tugu Pesut Mahakam diharapkan menjadi simbol kebanggaan baru yang memperkuat identitas kota.
“Ini bukan hanya tugu, tapi pesan yang harus dijaga untuk generasi mendatang,” ujar Uwim. (Jor/El/Sekala)