Samarinda, Sekala.id – Pasangan calon Rudy Mas’ud-Seno Aji menawarkan program pendidikan gratis hingga jenjang S3. Program ini menarik perhatian, termasuk dari pengamat ekonomi Universitas Mulawarman, Purwadi.
Menurutnya, meski ide ini layak dipertimbangkan, tantangan terbesar adalah memastikan program ini tidak mengguncang stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalimantan Timur.
“Memungkinkan, tapi risikonya pada keseimbangan anggaran daerah. Anggaran yang besar bisa menjadi beban jika tidak dikelola dengan hati-hati,” ungkap Purwadi.
Tahun 2025, APBD Kaltim diproyeksikan mencapai Rp21 triliun, dengan sebagian besar harus diarahkan ke pendidikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 309.594 pelajar dari SMA hingga perguruan tinggi yang berpotensi terlibat dalam program ini.
Namun, Purwadi mengingatkan bahwa lonjakan anggaran pendidikan dapat mengurangi porsi untuk sektor lain yang juga krusial bagi pembangunan Kaltim. Di sisi lain, dia menyoroti minimnya kejelasan mengenai bagaimana dana untuk program pendidikan gratis ini akan dikelola.
“Isu keseimbangan APBD muncul karena belum ada detail yang jelas soal pengelolaan anggaran. Jika tidak dihitung dengan tepat, ini bisa berdampak buruk bagi sektor lain,” lanjutnya.
Tak ketinggalan, program beasiswa Kaltim Tuntas yang dijalankan Isran-Hadi sejak 2019 juga masih menjadi sorotan. Dengan anggaran Rp1,2 triliun, program ini telah mencakup 176.653 penerima hingga 2023. Menurut Purwadi, persaingan dua program besar ini akan sangat bergantung pada seberapa efektif perhitungan dan implementasi anggarannya. (Kal/El/Sekala)