Samarinda, Sekala.id – Kota Samarinda kembali dikejutkan dengan serangkaian peristiwa kebakaran pasca-Idulfitri. Dalam kurun waktu seminggu, tercatat empat insiden kebakaran yang menghanguskan rumah dan harta benda warga. Kebakaran terakhir terjadi pada Senin (15/4/2024) di Jalan Pelita, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang.
Peristiwa ini memicu keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk Ketua RT 36 Kelurahan Lok Bahu, Andri Herpanda. Wilayahnya yang juga terkena dampak kebakaran menjadi saksi mata kengerian amukan si jago merah.
Kepada Sekala.id, Andri menyuarakan perlunya langkah pencegahan yang lebih masif. Sosialisasi intensif dari pemerintah dan penyediaan hydrant dirasa perlu untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat.
“Masyarakat perlu diedukasi tentang bahaya kebakaran dan bagaimana cara menanggulanginya. Selain itu, hydrant juga sangat penting untuk membantu proses pemadaman,” tegas Andri.
Kekhawatiran Andri diperparah dengan kecenderungan masyarakat untuk berkumpul di lokasi kebakaran. Hal ini, menurutnya, dapat menghambat upaya pemadaman api dan membahayakan keselamatan warga sekitar.
“Penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak berkerumun di sekitar lokasi kebakaran. Hal ini dapat membahayakan diri sendiri dan menghambat petugas pemadam kebakaran,” tambahnya.
Menanggapi situasi ini, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyatakan keprihatinannya atas serangkaian kebakaran tersebut. Ia mengakui bahwa kejadian ini telah diingatkan dalam rapat koordinasi sebelumnya.
“Saya prihatin dengan kejadian ini. Saya sudah ingatkan dalam rapat koordinasi sebelumnya tentang potensi bahaya kebakaran pasca-Idulfitri,” ujar Andi Harun saat diwawancarai awak media di Balai Kota Samarinda pada Selasa (16/4/2024).
Andi Harun juga menyayangkan sikap sebagian masyarakat yang mengabaikan keselamatan dengan mendekati area berbahaya. Ia menekankan pentingnya edukasi dan evaluasi bersama untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
“Masyarakat harus diedukasi tentang bahaya kebakaran dan bagaimana cara menjaganya. Kita harus saling mengingatkan, baik di antara keluarga maupun tetangga,” ungkap Andi Harun.
Selain edukasi, Andi Harun juga menyoroti pentingnya penataan ruang yang tidak terlalu padat. Kepadatan penduduk dan penggunaan material yang mudah terbakar seperti kayu menjadi salah satu faktor pemicu kebakaran.
“Kita harus waspada dan memperhatikan penataan ruang. Penggunaan material yang mudah terbakar juga harus dihindari,” imbuhnya.
Wali Kota Samarinda itu pun mengajak partisipasi aktif masyarakat, mulai dari tingkat RT, untuk mengedukasi tentang mitigasi bencana di lingkungan mereka.
“Saya berharap Ketua RT dapat mengambil peran aktif dalam sosialisasi pendidikan mitigasi bencana di lingkungan RT,” pungkasnya. (Jor/El/Sekala)