Samarinda, Klausa.co – Wali Kota Samarinda Andi Harun memberikan motivasi kepada para pemuda Kota Samarinda yang mengikuti pelatihan kepeloporan dan kepemimpinan di Hotel Grand Sawit, Senin. Ia menyebut bahwa pemuda adalah pelopor calon masa depan yang akan mengisi jabatan-jabatan pemimpin negara.
Pelatihan ini diikuti oleh 101 peserta yang berasal dari berbagai organisasi kepemudaan dari beberapa kampus di Samarinda. Andi mengajak mereka untuk meneladani semangat perjuangan Bung Tomo yang menjadi simbol pergerakan pemuda saat pidatonya.
“Sejak periode kemerdekaan, kaum muda kita lah yang akan mengisi jabatan-jabatan pemimpin negara. Hampir 40 persen sektor pemuda, dengan keterwakilan perempuan dalam kaum muda. Luar biasa potensi pemuda,” kata Andi Harun.
Ia juga mengingatkan agar para pemuda tidak terpecah belah oleh perbedaan suku, agama, atau organisasi. Ia menekankan pentingnya persatuan dan solidaritas di kalangan pemuda.
“Apakah kita semangat hari ini itu sama? Pasti ada pergeseran. Jangan antar suku, di kalangan organisasi masyarakat juga ada lomba dan kompetisi eksistensial. Meskipun ada berhimpun seperti Komite Nasional Pemuda dan Cipayung, tapi di dalamnya memperjuangkan masing-masing eksistensi asal organisasinya,” ujarnya.
Orang nomor wahid di Samarinda itu jua menekankan, pemuda harus menjaga persatuan dan lingkungan dalam menghadapi perubahan zaman.
Ia mengatakan, negara ini pernah mengalami berbagai bentuk pemerintahan, dari kerajaan, federasi, hingga NKRI. Ia mengingatkan bahwa kemajemukan Indonesia adalah ancaman yang besar jika tidak terawat.
“Persatuan organisasi idealisme itu harus dirancang ulang dan dibuat untuk realisasi baru sekarang. Negeri ini tidak boleh abai terhadap perubahan iklim dan alam. Keseimbangan alam jadi perhatian dalam pembangunan. Setiap negara perlu kaidah-kaidah keberlangsungan lingkungan yang tidak boleh dikesampingkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” jelasnya.
“Tidak akan menjadi negara yang makmur jika tidak afirmasi lingkungan,” lanjutnya.
Andi juga berbicara tentang pembagian tugas dan kekuasaan dalam kepemimpinan. Ia mengatakan bahwa seorang pemimpin harus mampu mengatur orang di bawahnya. Tetapi jika bukan sebagai pemimpin, maka ia dapat menjadi individu yang memberikan kontribusi. Ia menambahkan bahwa intelegensi kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dengan teknik manajerial. (Mar/Mul/Klausa)