Samarinda, Sekala.id – Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Samarinda berkumpul di depan pagar Gedung DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Karang Paci, pada Senin siang (17/2/2025). Aliansi Mahasiswa Kaltim kali ini datang dengan jumlah massa yang lebih besar dibanding aksi sebelumnya.
Ada tiga tunturan mereka, di antaranya, pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, penolakan revisi Undang-Undang Minerba, serta kritik terhadap program unggulan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG).
Demonstrasi ini merupakan lanjutan dari aksi serupa yang digelar pada 7 Februari 2025 lalu. Dalam aksi sebelumnya, massa tidak mendapat respons dari legislator Karang Paci.
Dengan membawa isu “Indonesia Gelap, Darurat Pendidikan,” mereka menilai kebijakan MBG mengorbankan sektor pendidikan demi ambisi politik pemerintah.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Mulawarman, Muhammad Ilham Maulana, menyebut kebijakan MBG bertentangan dengan amanat konstitusi.
“Kami melihat seluruh sektor dikorbankan hanya untuk menjalankan program ini. Sementara dalam UUD 1945, negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini sangat bertentangan dengan amanat konstitusi,” kata Ilham di hadapan massa aksi.
Ia menyoroti alokasi anggaran MBG justru menggerus dana pendidikan. Beasiswa KIP, kata Ilham, menjadi salah satu korban kebijakan tersebut.
“Lebih dari 6 ribu mahasiswa terancam kehilangan beasiswa KIP akibat efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah. Sementara sektor lain, seperti pertahanan, tak tersentuh pemotongan anggaran. Tentu ini tidak adil,” ujarnya.
Ilham juga menekankan bahwa kebutuhan utama di beberapa daerah bukanlah makanan gratis, melainkan pendidikan yang lebih terjangkau.
“Di Papua, yang dibutuhkan bukan makan gratis, tapi pendidikan gratis. Begitu juga di Kaltim, banyak daerah belum siap menjalankan program ini. Namun, anggaran justru dipaksakan diambil dari sektor lain,” katanya.
Selain soal anggaran, mahasiswa juga menyoroti aspek keamanan pangan dari program MBG. Dalam pantauannya, Ilham menerima laporan kasus keracunan akibat konsumsi makanan gratis ini.
“Katanya makanan bergizi, tapi ada yang malah berujung di rumah sakit. Ini menunjukkan program ini masih jauh dari kata siap,” ujarnya.
Ilham menyebut, pihaknya akan terus menolak MBG dan mendesak pemerintah untuk lebih memprioritaskan pendidikan.
“Jika pendidikan dalam bahaya, bagaimana bisa mencapai generasi emas 2045?” tutup Ilham. (Jor/El/Sekala)