Samarinda, Sekala.id – Lajur darurat untuk kendaraan di ruas Jalan HAMM Rifaddin, Kecamatan Loa Janan Ilir, resmi dibuka setelah jembatan Bailey pertama rampung terpasang pada Minggu (25/5/2025). Jembatan baja rakitan ini menjadi solusi sementara untuk mengalihkan arus lalu lintas dari arah Samarinda menuju simpang Kilometer 3 Jalan Soekarno Hatta, Kutai Kartanegara (Kukar).
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Kaltim, Hendro Satrio, menyebut pemasangan jembatan Bailey dilakukan dalam dua tahap untuk menyesuaikan arus dua arah di jalan nasional tersebut.
“Setelah jembatan pertama selesai, kami lanjutkan pemasangan jembatan kedua untuk arah sebaliknya, dari Loa Janan menuju Samarinda. Estimasi pengerjaannya sekitar empat hari,” kata Hendro.
Jalan HAMM Rifaddin sendiri merupakan jalur vital yang menghubungkan pusat Kota Samarinda dengan akses menuju Ibu Kota Nusantara (IKN). Sejak ditetapkan sebagai jalan nasional pada 2022, penanganannya berada di bawah kendali pemerintah pusat.
Kepala Dinas PUPR-Pera Kalimantan Timur, Aji Muhammad Fitra Firnanda, menegaskan bahwa pemasangan Bailey bersifat darurat dan sementara.
“Ini solusi cepat sambil menunggu pembangunan jembatan permanen. Proses anggaran dan dokumen teknis sedang terus kami kawal,” ujarnya.
Firnanda menjelaskan bahwa surat tanggap darurat dari Pemerintah Kota Samarinda menjadi salah satu syarat penting untuk mengakses Dana Penanganan Mendesak dan Tanggap Darurat (PMTD) dari Kementerian PUPR.
Daruratnya kondisi ini bermula dari amblasnya badan jalan di RT 13, Kelurahan Tani Aman, akibat hujan deras yang merusak struktur gorong-gorong di bawah jalan. Dua lajur longsor dengan dimensi kerusakan mencapai panjang 15 meter, lebar 14 meter, dan kedalaman 2,5 meter.
Sebagai langkah cepat, BBPJN mengerahkan dua unit jembatan Bailey sepanjang 30 meter. Rencananya, jembatan permanen akan dibangun dengan panjang bentang 20 meter dan empat lajur, disesuaikan dengan karakter sungai dan volume lalu lintas harian. Estimasi anggarannya di bawah Rp10 miliar.
Lokasi ini menjadi titik krusial logistik dan mobilitas masyarakat. Pemerintah memastikan rekayasa lalu lintas diterapkan untuk menghindari kemacetan dan memastikan keselamatan warga.
“Keselamatan dan kelancaran akses tetap jadi prioritas. Kami mohon masyarakat bersabar. Ini memang sementara, tapi tetap kami upayakan yang terbaik,” tutup Firnanda. (Jor/El/Sekala)