Samarinda, Sekala.id – Ketegangan mewarnai proses pencarian F, bocah 13 tahun yang tenggelam di Sungai Mahakam, Samarinda. Hingga memasuki hari keempat pada Rabu (26/6/2024), tim SAR gabungan masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
F dilaporkan tenggelam di perairan Sungai Mahakam, tepatnya di Teluk Lerong Garden, pada Sabtu (22/6/2024) sore. Sejak saat itu, tim SAR tanpa henti melakukan berbagai upaya pencarian.
“Kami telah mengerahkan berbagai metode pencarian, mulai dari penyisiran di permukaan air, pemantauan udara dengan drone, hingga membuat ombak di beberapa titik,” jelas Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda, Riqi Efendi, melalui sambungan telepon pada Selasa (25/6/2024).
Tak hanya itu, tim Basarnas juga menggunakan teknologi canggih, yakni alat Echosounder, untuk mendeteksi keberadaan korban di dasar air. Sayangnya, hasil analisa menunjukkan nihilnya indikasi keberadaan F.
Upaya pencarian terus diintensifkan di area-area yang diprediksi menjadi lokasi tersangkutnya korban, seperti daerah Selili yang penuh dengan sampah dan eceng gondok. Namun, hingga sore hari, operasi SAR masih belum membuahkan hasil.
“Sesuai SOP Basarnas, operasi pencarian maksimal dilakukan selama tujuh hari. Jika hingga hari ketujuh korban tidak ditemukan, maka operasi akan dihentikan dan korban dinyatakan hilang,” jelas Riqi.
Meskipun operasi SAR kemungkinan akan ditutup, monitoring dan pemantauan di area kejadian akan tetap dilakukan. Tim SAR akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti KSOP, Polair Polda, dan PDAM, untuk memastikan informasi terbaru tersampaikan.
Radius pencarian kini telah mencapai 2,5 kilometer. Tim SAR gabungan yang terdiri dari 58 satuan, termasuk Polair Polda Kaltim, KPP, dan perhubungan laut, terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan F.
“Kami melibatkan banyak pihak dan berbagai alat transportasi air dalam operasi ini. Kami tidak akan menyerah dan terus berusaha sekuat tenaga untuk menemukan korban,” tegas Riqi. (Jor/El/Sekala)