Samarinda, Sekala.id – Vietnam, Tiongkok, Thailand, dan Korea Selatan. Empat negara ini menjadi contoh bagi Sekretariat Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kaltim dalam mencari dan membina atlet muda berbakat. Pasalnya, negara-negara tersebut telah membuktikan kesuksesannya dalam meraih prestasi di bidang olahraga, baik di tingkat Asian Games maupun Olimpiade.
Bagaimana rahasianya? Menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi (Dispora) Kaltim, Agus Hari Kesuma, kunci utamanya adalah pembinaan sejak usia dini dengan program jangka panjang. “Negara-negara maju dalam bidang olahraga mencetak atlet muda melalui program latihan keras sejak usia 6 tahun. Hasilnya baru terlihat 10 hingga 20 tahun ke depan,” ujarnya.
Dengan mengadopsi model pembinaan tersebut, DBON Kaltim berharap bisa menemukan bibit atlet muda yang berpotensi dan membimbing mereka menuju kesuksesan. Visi jangka panjangnya adalah pada tahun 2045, setidaknya ada beberapa atlet yang mampu meraih prestasi dan medali di Olimpiade.
Untuk mewujudkan visi tersebut, DBON Kaltim telah menetapkan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari Dispora, KONI, hingga guru olahraga di sekolah. “Kami ingin menjadikan olahraga sebagai faktor penting dalam perkembangan daerah,” kata Agus.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah pembagian tugas antara DBON dan KONI Kaltim. DBON akan fokus pada pencarian dan pembinaan atlet usia dini, sedangkan KONI akan bertanggung jawab untuk mengikutsertakan atlet berprestasi dalam kejuaraan tingkat nasional dan internasional.
“Kerja sama ini akan menjadi fondasi kuat dalam mengembangkan olahraga di Kaltim dan juga membela nama bangsa di kancah dunia,” kata Agus.
Dalam mencari dan mengembangkan bakat atlet usia dini, peran guru olahraga di sekolah sangat penting. Mereka adalah orang-orang yang pertama kali melihat potensi siswa-siswi mereka dalam berbagai cabang olahraga.
Untuk itu, DBON bersama Ikatan Guru Olahraga Nasional (Igornas) Kaltim akan melakukan pendataan atlet muda dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Selain itu, guru olahraga juga akan diberikan pelatihan khusus untuk mendeteksi dan mengembangkan atlet berpotensi.
“DBON bersama Igornas Kaltim akan mendata atlet muda dari tingkat SD, SMP dan juga SMA. Nantinya guru olahraga di Kaltim akan diberi pelatihan bagaimana cara mendapat dan menggali atlet berpotensi untuk berprestasi itu,” kata Agus.
Selain pendataan dan pelatihan, DBON Kaltim juga akan menerapkan ilmu olahraga atau sport science dalam pencarian dan pembinaan atlet usia dini. Ini penting agar atlet tidak salah dalam memilih cabang olahraga yang sesuai dengan potensinya. Keputusan yang tepat akan membantu mereka meraih sukses yang lebih besar.
“Jangan sampai atlet yang bakatnya di atletik malah main bola basket,” ujar Agus.
Ilmu olahraga atau sport science adalah ilmu yang mempelajari aspek-aspek ilmiah dari aktivitas fisik manusia, termasuk fisiologi, biomekanik, psikologi, dan nutrisi. Dengan menerapkan ilmu olahraga, DBON Kaltim berharap bisa menemukan atlet muda yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan fisik mereka. (Jor/El/ADV/Dispora Kaltim)