Samarinda, Sekala.id – Kamis pagi (7/3/2024), suasana di depan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Samarinda mendadak ramai. Puluhan buruh pelabuhan yang tergabung dalam Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Komura Samarinda berunjuk rasa. Mereka membawa spanduk bertulisan “Jangan Bahagia Diatas Penderitaan Buruh TKBM Komura” dan berorasi dengan lantang.
Aksi ini dipicu oleh kebijakan Bea Cukai yang dinilai merugikan para buruh. Menurut Familiyanto, Sekretaris Komura, sejak empat bulan terakhir, Bea Cukai memindahkan jalur kapal batu bara dari Muara Berau ke Muara Jawa. Padahal, Muara Jawa belum ditetapkan sebagai pabean dan belum memiliki analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).
“Kami merasa dirugikan karena kegiatan kapal batu bara di Muara Jawa. Kami juga khawatir dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat sekitar,” kata Familiyanto.
Para buruh menuntut agar Bea Cukai menghentikan kegiatan kapal batu bara Ship To Ship (STS) di Muara Jawa. Mereka juga meminta agar pemimpin Kantor Bea Cukai Samarinda menemui mereka dan menjelaskan alasan kebijakan tersebut. Yang menjadi tanda tanya mereka, dalam beberapa kali rapat besar yang membahas pemindahan tersebut pihaknya tak pernah dihadirkan.
“Kami merasa diabaikan dan diintimidasi. Kami tidak mau diam saja. Kami akan terus berjuang untuk hak kami,” ujar Familiyanto.
Familiyanto mengatakan, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, mereka akan meningkatkan aksi mereka. Mereka berencana akan menutup jalan ekspor dan impor di Muara Jawa hingga batas waktu yang ditentukan. (Jor/El/Sekala)