Kukar, Sekala.id – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, menegaskan bahwa persoalan gizi di Kukar tidak bisa hanya dipandang dari sisi stunting. Menurutnya, ada masalah lain yang justru lebih banyak terjadi, seperti berat badan kurang, berat badan tidak naik, dan gizi kurang.
“Kondisi yang lebih besar ini yang berpotensi menghambat tumbuh kembang anak. Ada yang berat badannya kurang, tidak naik, dan gizinya kurang. Ini yang lebih banyak terjadi,” ungkap Edi dalam keterangannya.
Ia menjelaskan bahwa penanganan stunting memang sudah terarah dengan intervensi dokter spesialis anak. Namun, masyarakat diingatkan untuk tidak hanya fokus pada stunting, tetapi juga memperhatikan bentuk masalah gizi lainnya yang sama seriusnya.
“Jangan sampai mindset kita hanya terpaku pada stunting. Padahal, ada banyak anak yang berat badannya tidak bertambah. Ini juga perlu mendapat perhatian,” ujarnya.
Edi memastikan bahwa program penanganan stunting di Kukar selama 2024 berjalan dengan baik. Meski demikian, intervensi tetap dilakukan, terutama melalui pemberian makanan tambahan bagi anak-anak yang berisiko mengalami masalah gizi.
“Program ini tetap prioritas. Pemberian makanan tambahan terus dilakukan agar anak-anak yang berpotensi mengalami masalah gizi bisa mendapatkan asupan yang cukup,” jelasnya.
Ia juga menyoroti bahwa angka penurunan stunting di Kukar tidak begitu signifikan, bukan karena program kurang efektif, melainkan karena jumlah kasusnya memang relatif kecil. Justru, tantangan yang lebih besar ada pada anak-anak dengan berat badan tidak naik atau gizi kurang.
“Bukan berarti angka penurunannya kecil sekali, tapi memang jumlah anak stunting di Kukar tidak terlalu banyak. Yang lebih banyak justru anak-anak dengan berat badan tidak bertambah dan gizi kurang,” tutupnya. (Jor/El/Sekala)