Samarinda, Sekala.id – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menjadi pembicara utama dalam seminar yang digelar oleh Universitas Terbuka Samarinda pada Sabtu (2/3/2024). Seminar yang bertajuk “Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Kaltim untuk Nusantara” ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai latar belakang.
Andi Harun mengkritik penggunaan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai tolak ukur kualitas SDM di Kalimantan Timur (Kaltim). Menurutnya, IPM tidak mencerminkan keterampilan dan kemampuan yang sebenarnya dimiliki oleh SDM.
IPM adalah ukuran yang menggabungkan harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup. IPM menggambarkan seberapa baik penduduk dapat menikmati hasil pembangunan dalam hal pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim menunjukkan bahwa Kaltim memiliki IPM tertinggi di Kalimantan pada tahun 2023, yaitu 78,20 persen. Sementara itu, Samarinda menjadi kota dengan IPM tertinggi di Kaltim dengan angka 82,32 persen pada tahun yang sama.
“Namun, pertanyaan kritisnya adalah, apakah IPM 78,20 persen itu sudah cukup untuk mengukur bobot dan kapasitas SDM kita?,” tanya Andi Harun.
“Menurut saya, ini mungkin berbeda dengan pandangan akademik atau pejabat pemerintah, ini adalah anomali. Sebagai kepala daerah, saya melihat SDM di daerah saya, dan saya rasa (IPM) itu tidak cukup,” jawabnya.
Andi Harun mencontohkan beberapa negara maju yang memiliki SDM yang hebat dan berpengaruh di dunia. Ia mengatakan bahwa SDM di negara-negara tersebut tidak hanya memiliki IPM yang tinggi, tetapi juga keterampilan dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Ia juga memberikan contoh seorang sarjana yang hanya mengandalkan gelarnya tanpa memiliki keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja.
“Sarjana harus punya keterampilan, maaf saya katakan, kita di Indonesia ini banyak yang tidak punya keterampilan tapi bisa sarjana. Padahal, keterampilan itu lebih penting dari gelarnya. Kalau ada gelar tapi tidak ada keterampilan, itu omong kosong saja,” ucapnya.
Di akhir seminar, Andi Harun mengajak para peserta untuk bersiap menghadapi bonus demografi tahun 2030 dengan menjadi generasi yang berkualitas. Ia mengimbau mereka untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka di bidang yang diminati.
“Saya harap seminar ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk membangun SDM Kaltim yang unggul dan berdaya saing. Kita harus siap menjadi bagian dari Nusantara yang maju dan sejahtera,” tutupnya. (Kal/El/Sekala)