Samarinda, Sekala.id – Di beberapa area, Samarinda sering dihiasi antrean panjang warga di pangkalan elpiji. Mereka berburu tabung gas bersubsidi ukuran tiga kilogram, yang seharusnya menjadi penolong bagi keluarga kurang mampu. Namun, harga yang melambung dan kelangkaan yang kerap terjadi membuat warga kecil kerap gigit jari. Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda pun akhirnya meluncurkan Kartu Tepat Sasaran.
Pogram Kartu Tepat Sasaran dirancang untuk menata ulang distribusi elpiji bersubsidi tiga kilogram. Kepala Dinas Perdagangan Samarinda, Nurrahmani, menyebut program ini sebagai bentuk perlindungan bagi keluarga kurang mampu yang selama ini menggantungkan kebutuhan energi pada elpiji bersubsidi.
“Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji tiga kilogram di Samarinda sebenarnya Rp18 ribu Tapi, kenyataan di lapangan harga bisa melambung tinggi, jauh dari jangkauan masyarakat kecil,” ujar Nurrahmani.
Program ini menyasar 18.500 keluarga, berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan data kemiskinan ekstrem. Proses verifikasi melibatkan Ketua RT, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Hasilnya adalah daftar penerima manfaat yang berhak mendapatkan kartu kendali elpiji bersubsidi.
Setiap kartu mencatat jatah tabung gas berdasarkan jumlah anggota keluarga.
“Keluarga kecil dengan 1-3 anggota mendapat jatah dua tabung per bulan. Sementara keluarga besar dengan tujuh anggota atau lebih bisa mendapatkan lima tabung,” jelas Nurrahmani.
Kartu ini berlaku hingga 2026, dengan harapan dapat meminimalisasi potensi penyalahgunaan. Distribusi gas pun diatur lebih ketat. Jadwal distribusi diumumkan oleh Ketua RT, dan pembelian hanya diperbolehkan pada hari tertentu. Setiap transaksi harus dicatat dan disahkan oleh tanda tangan penerima manfaat serta pihak pangkalan.
“Dengan cara ini, kami ingin memastikan transparansi dan akuntabilitas. Masyarakat yang benar-benar membutuhkan harus mendapat haknya,” tegas Nurrahmani.
Bagi Pemkot Samarinda, program ini adalah langkah besar untuk menjamin keadilan dalam distribusi elpiji bersubsidi. Kelangkaan gas yang kerap menjadi momok, terutama di kantong-kantong warga kurang mampu, diharapkan berakhir.
“Kami ingin memastikan subsidi ini tepat sasaran, menjangkau mereka yang benar-benar membutuhkan. Program ini adalah upaya untuk mewujudkan distribusi yang lebih adil,” pungkas Nurrahmani. (Jor/El/Sekala)