Samarinda, Sekala.id – Ruang serbaguna Ruhui Rahayu di Keugbernuran Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi saksi perubahan dalam struktur birokrasi daerah pada Selasa (10/12/2024). Sebanyak 35 Aparatur Sipil Negara (ASN) resmi dilantik sebagai pejabat fungsional, sebuah langkah strategis yang diklaim akan merevolusi kinerja pemerintah daerah.
Pelantikan ini menjadi babak baru dalam reformasi ASN. Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim, Sri Wahyuni, menyebut jabatan fungsional sebagai mesin penggerak untuk meningkatkan profesionalisme dan adaptasi terhadap tantangan era digital.
“Jabatan ini memberi ruang bagi ASN untuk fokus pada keahlian khusus. Mereka bukan hanya menjalankan tugas administratif, tetapi menjadi pakar di bidangnya, siap menghadapi perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Sri dengan optimisme.
Jabatan fungsional dirancang untuk menjawab tantangan utama yang dihadapi birokrasi saat ini, yakni relevansi di era digital dan globalisasi. Dengan mengedepankan keahlian khusus, ASN diharapkan dapat menjadi pemecah masalah yang inovatif, bukan sekadar pelaksana kebijakan.
“Ini adalah jalur karier yang jelas dan terukur. ASN diberi ruang untuk mengembangkan kompetensi, sekaligus berkontribusi pada peningkatan kualitas pelayanan publik,” lanjut Sri.
Dalam sambutannya, Sri menekankan pentingnya penguasaan teknologi dan pengelolaan data. Ia percaya pejabat fungsional akan menjadi ujung tombak dalam pengambilan keputusan berbasis data, menangani isu-isu strategis seperti perubahan iklim, keberlanjutan lingkungan, hingga pelayanan publik berbasis digital.
Masih dari sambutan Sekdapov Kaltim, para pejabat fungsional harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang pesat dan mengintegrasikan ilmu lintas bidang untuk menciptakan solusi inovatif. Kolaborasi menjadi kunci, terutama dalam menghadapi tantangan global yang kompleks.
“ASN fungsional tidak hanya bekerja untuk hari ini. Mereka adalah aset masa depan, yang akan menentukan bagaimana birokrasi menjawab kebutuhan masyarakat di era yang terus berubah,” kata Sri menegaskan.
Sri Wahyuni berharap, pelantikan ini menjadi momentum bagi ASN untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka, sekaligus membuktikan bahwa birokrasi bukanlah beban, melainkan kekuatan yang mendukung perubahan.
“Ke depan, kita tidak hanya butuh ASN yang kompeten, tapi juga visioner. Mereka harus mampu berpikir di luar kotak, menangkap peluang di era globalisasi, dan menjadi pilar dalam pembangunan berkelanjutan,” tutup Sri. (Jor/El/Sekala)