By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Sekala.id
  • Nasional
  • Daerah
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Kutai Kartanegara
    • Kutai Timur
  • Peristiwa
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Inspirasi
  • Lainnya
    • Pemerintahan
    • Parlemen
    • Advertorial
    • Kultur
    • Olahraga
    • Hiburan
Sekala.idSekala.id
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Parlemen
  • Kultur
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Inspirasi
  • Advertorial
  • Hiburan
Search
  • Nasional
  • Daerah
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Kutai Kartanegara
    • Samarinda
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Parlemen
  • Kultur
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Inspirasi
  • Advertorial
  • Hiburan
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
© 2023 sekala.id. PT Sekala Media Klausa. All Rights Reserved
AdvertorialMahakam UluPemerintahan

Batoq Tenevang: Dari Lahan Tidur Menuju Pusat Pariwisata Mahakam Ulu

Redaksi
By Redaksi
Published Jumat, 15 November 2024
Share
Pembayaran ganti rugi tanah untuk pembangunan sentra pariwisata Batoq Tenevang. (Foto: Ist)
SHARE

Mahulu, Sekala.id – Di Kampung Long Melaham, cerita baru sedang ditulis. Sebidang tanah seluas 39,2 hektare kini bersalin rupa. Sentra Pariwisata Batoq Tenevang namanya. Bukan sekadar proyek, kawasan ini diharapkan menjadi denyut nadi ekonomi baru bagi Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu).

Kamis (14/11/2024), sejarah kecil tercipta di lantai dua Kantor Bupati Mahulu. Dalam sebuah prosesi sederhana tapi penuh makna, Sekretaris Daerah Mahulu, Stephanus Madang, menyerahkan pembayaran ganti rugi kepada sepuluh pemilik lahan. Tidak ada uang tunai yang berpindah tangan; transaksi dilakukan secara digital, simbol modernisasi dalam tata kelola pemerintahan daerah.

“Hari ini adalah tonggak penting. Lokasi ini kini resmi menjadi milik pemerintah, dan akan segera dikembangkan menjadi pusat wisata,” ujar Stephanus, membacakan sambutan Bupati Bonifasius Belawan Geh.

Namun, ini bukan sekadar soal ganti rugi. Lebih dari itu, langkah ini adalah janji. Janji bahwa Mahulu, kabupaten muda yang berdiri di tengah belantara Kalimantan, tak akan melulu menjadi latar belakang pembangunan ibu kota negara yang baru. Mahulu ingin menjadi panggung, memainkan peran utama di sektor pariwisata, menjual keunikan alam dan budaya yang tak dimiliki daerah lain.

Tanah yang dilepaskan pemiliknya itu bukan sekadar lahan kosong. Di bawahnya, terkandung harapan besar bagi masa depan masyarakat sekitar. Long Melaham, kampung kecil di Kecamatan Long Bagun, diproyeksikan menjadi episentrum baru pariwisata Mahakam Ulu. Pemerintah optimistis kawasan ini akan menarik wisatawan, sekaligus membuka peluang bisnis bagi masyarakat.

Stephanus menyebutkan satu peluang yang paling jelas, bisnis akomodasi.

“Jika kita kelola dengan baik, ini bisa menjadi sumber penghasilan berkelanjutan bagi warga. Kita harus membangun aset yang produktif, bukan membiarkan tanah ini menjadi beban yang tidak menghasilkan apa-apa,” tegasnya.

Mahulu bukan hanya soal alam liar yang memesona. Ada budaya Dayak yang berakar kuat, cerita rakyat yang melekat, dan kearifan lokal yang menjadi daya tarik utama. Namun, perubahan harus datang. Dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, pemerintah daerah tak bisa lagi menunggu.

“Kita harus mempersiapkan layanan pariwisata yang unik dan profesional. Sentra Pariwisata ini adalah langkah pertama,” ujar Stephanus.

Kawasan ini tak hanya akan menawarkan panorama alam. Pemerintah ingin menjadikan Batoq Tenevang sebagai tempat di mana tradisi bertemu dengan modernisasi. Di sinilah pengunjung akan menyaksikan tarian Dayak di tengah lanskap futuristik. Para wisatawan tak hanya datang untuk melihat, tetapi untuk merasakan kehidupan Mahulu yang sebenarnya.

Namun, mimpi besar tak pernah datang tanpa tantangan. Proses pengadaan tanah saja telah melalui perjalanan panjang dan melelahkan. Ada penyesuaian dengan peraturan, negosiasi dengan pemilik lahan, hingga menjaga kepercayaan masyarakat. Semua itu, menurut Stephanus, dilakukan dengan hati-hati demi memastikan tidak ada pihak yang dirugikan.

Ke depan, tantangan lain menanti: bagaimana mengelola kawasan ini dengan profesionalisme tinggi, melibatkan masyarakat lokal sebagai aktor utama, dan memastikan Sentra Pariwisata ini benar-benar memberikan dampak nyata. “Kita tidak ingin pembangunan ini hanya menjadi proyek monumental tanpa manfaat. Semua harus kembali ke masyarakat,” tegasnya.

Dengan letaknya yang strategis, Mahulu memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi wisata nasional, bahkan internasional. Bukan tidak mungkin, dalam beberapa tahun ke depan, nama Batoq Tenevang akan bersanding dengan destinasi wisata terkemuka lainnya di Indonesia. Tapi ambisi itu tak bisa dicapai tanpa kerja keras dan inovasi.

Pesan Stephanus kepada Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga menjadi kunci: “Lakukan inovasi. Libatkan masyarakat. Jadikan setiap program ini berarti, bukan hanya angka di laporan.” (Jor/Mul/ADV/Pemkab Mahulu)

TAGGED:Batoq TenevangPemkab MahuluSekda MahuluStephanus Madang
Share This Article
Facebook Pinterest Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Menghidupkan Tradisi di Tengah Modernitas: Festival Olahraga Tradisional Kaltim Kembali Digelar
Next Article Hampir 700 Peserta Ramaikan Kaltim Open Pickleball 2024

Berita Undas

Tidak Hanya untuk Polisi, RS Bhayangkara Baru di Samarinda Juga Siap Layani Warga Umum
Kamis, 24 Juli 2025
Supardi Pimpin Kejati Kaltim, Targetkan Percepatan Penanganan Kasus
Kamis, 24 Juli 2025
Tak Beri Uang Tunai, Koperasi Merah Putih Samarinda Pilih Salurkan Bantuan Produktif
Rabu, 23 Juli 2025
Paket Seragam Sekolah di Samarinda Dikeluhkan Mahal, DPRD Akan Panggil Dinas Pendidikan
Rabu, 23 Juli 2025
Penyambutan Dandim 0912/Kubar Yang Baru Letkol Inf Doni Fransisco, Dilaksanakan Dengan Tradisi Khas Dayak
Rabu, 23 Juli 2025

Berita yang mungkin kamu sukai

Advertorial

Dukung Produktivitas Petani-Nelayan, Pemkab Kukar Serahkan Bantuan Gubang dan Tandon di Liang Ulu

3 Min Read
Kasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Sebulu, Nurul Yakin. (Foto: Sekala)
Advertorial

Anak Muda Sebulu Masih Andalkan Perkebunan dan Tambang, Pemerintah Dorong Kemandirian Usaha

2 Min Read

Bantu Kebutuhan Pangan IKN Nusantara, Pemprov Kaltim Beri 295 Alsintan dan Pembinaan Petani Kukar

1 Min Read
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Markaca.
Advertorial

Pertamini di Ujung Tanduk, Antara Kemudahan dan Ancaman Keamanan

1 Min Read
Sekala.id

Afiliasi:

Logo SMSI
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
© 2023 sekala.id. PT Sekala Media Klausa. All Rights Reserved
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna
Password

Lost your password?