Jakarta, Sekala.id – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan rasa kecewanya atas pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Surakarta. Dalam keterangan persnya, Hasto menilai hal itu menunjukkan ketidakpatuhan terhadap konstitusi dan rakyat.
Hasto mengaku bahwa partainya sangat mencintai Presiden Jokowi dan keluarganya. Namun, dia merasa dikhianati karena ada permintaan lain yang melanggar pranata kebaikan dan konstitusi.
“Kami cinta Jokowi dan keluarga, tapi kami ditinggal karena ada permintaan lain yang melanggar pranata kebaikan dan konstitusi,” ujar Hasto.
Hasto menilai bahwa Indonesia adalah negeri spiritual yang mengedepankan moralitas, kebenaran, dan kesetiaan. Dia menganggap pencalonan Gibran sebagai bentuk political disobedience terhadap konstitusi dan rakyat.
“Indonesia negeri spiritual yang mengedepankan moralitas, kebenaran, dan kesetiaan. Pencalonan Gibran adalah political disobedience terhadap konstitusi dan rakyat,” kata Hasto.
Hasto juga menyesalkan rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK). Dia mengungkapkan bahwa beberapa ketua umum partai politik merasa kartu truf mereka dipegang oleh pihak tertentu.
“Saya dapat pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf mereka dipegang. Ada yang bilang life time saya cuma harian; ada yang bilang tekanan kekuasaan keras,” ungkap Hasto.
Hasto berharap awan gelap demokrasi ini segera berlalu, dan rakyat Indonesia sudah tahu, siapa meninggalkan siapa demi ambisi kekuasaan itu. (Mar/El/Sekala)