Samarinda, Sekala.id – Pengelolaan parkir di kawasan Teras Samarinda masih belum berjalan optimal. Meski sudah ada kantong parkir resmi, banyak pengunjung yang memilih parkir sembarangan di badan jalan. Kondisi ini pun dimanfaatkan oleh juru parkir liar, yang menarik tarif sesuka hati.
Direktur Utama Perumda Varia Niaga Samarinda, Syamsuddin Hamade, tak menampik adanya persoalan ini. Namun, ia menegaskan bahwa operasional parkir tetap berjalan meski administrasi belum sepenuhnya rampung.
“Administrasi masih dalam proses, tapi parkir tetap kami jalankan. Yang penting, pengunjung tetap nyaman dan tertib,” ujarnya.
Di lapangan, fenomena jukir liar masih menjadi momok. Banyak pengunjung yang enggan berjalan jauh dari kantong parkir resmi, sehingga lebih memilih parkir di tepi jalan.
“Penunjung bahkan ada yang ditarik tarif Rp 10 ribu oleh jukir liar, katanya karena lokasi parkir jauh,” ungkapnya.
Padahal, Perumda Varia Niaga sudah menyediakan lahan parkir dengan tarif resmi yang lebih murah dan bisa dibayar secara digital.
“Daripada parkir sembarangan, lebih baik di tempat resmi. Lebih aman, nyaman, dan harganya jelas,” tegas Syamsuddin.
Syamsuddin mengungkapkan bahwa pihaknya masih dalam tahap pemantauan terkait pendapatan parkir di Teras Samarinda.
“Kunjungan ke Teras Samarinda masih naik turun, jadi pendapatan parkir juga belum maksimal,” katanya.
Perumda Varia Niaga berencana mengoptimalkan pengelolaan parkir sekaligus menata ulang pemanfaatan ruang publik di Teras Samarinda. Salah satu rencananya adalah mengaktifkan amphitheater dengan acara rutin agar kawasan tersebut lebih hidup setiap malam.
“Kalau ada kegiatan rutin, tentu lebih banyak orang yang datang, dan parkir juga akan lebih tertata,” tambahnya.
Meski tantangan masih ada, Syamsuddin yakin jika fasilitas parkir yang disediakan benar-benar nyaman, masyarakat akan lebih sadar untuk parkir di tempat yang resmi.
“Kalau tempat parkirnya nyaman dan strategis, orang pasti mau parkir di sana. Kami juga terus berbenah agar masyarakat lebih mudah beradaptasi,” pungkasnya. (Jor/El/Sekala)