Samarinda, Sekala.id – Masih ada anak-anak yang mengalami stunting di Samarinda, padahal kota ini memiliki APBD yang besar. Stunting adalah kondisi di mana anak-anak tidak tumbuh sesuai usianya karena kekurangan gizi. Pemerintah menargetkan stunting bisa dihapuskan pada akhir 2024.
Namun, menurut Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain, stunting bukan hanya soal makanan. Politikus dari PKS itu menyebut, ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak stunting, seperti pernikahan dini, gizi ibu hamil, kondisi ekonomi keluarga, dan edukasi kesehatan.
“Stunting itu urusan simultan, tidak bisa hanya dengan memberi telur dan nasi. Contohnya, ada ibu hamil yang harus makan mie instan karena suaminya tidak bekerja. Atau ada remaja putri yang tidak mendapat tablet penambah darah. Ini semua berpengaruh pada stunting,” kata Sani.
Sani menyoroti peran wali kota dan bupati sebagai komando utama dalam menangani stunting. Ia berharap pemerintah daerah bisa lebih serius dan proaktif dalam mengatasi masalah ini.
“APBD tinggi tidak ada gunanya kalau anak-anak kurang gizi. Stunting itu bukan hal sepele, ini menyangkut masa depan generasi kita,” ujar Sani. (Ya/El/ADV/DPRD Samarinda)