Jakarta, Sekala.id – Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto, melempar kritik terhadap Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan, dalam debat cawapres yang digelar pada Jumat (22/12/2023) malam. Gibran menuding Cak Imin tidak konsisten dalam sikapnya terhadap rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).
Gibran mengungkit fakta bahwa Cak Imin pernah hadir dalam acara seremoni potong tumpeng yang dilakukan pemerintah saat hendak memulai pembangunan IKN. Acara yang digelar pada April 2022 itu, melakukan pemotongan 24 tumpeng di Titik Nol IKN. Namun, setelah menjadi cawapres AMIN, Cak Imin berubah haluan dan menentang proyek IKN.
“Saya ingat sekali Gus Muhaimin dulu sempat ikut dan potong tumpeng di IKN. Ini gimana, ini enggak konsisten. Dulu dukung, sekarang enggak dukung, karena menjadi pendamping Anies,” kata Gibran.
Gibran menegaskan bahwa pembangunan IKN bukan hanya untuk kepentingan pemerintah, tetapi juga sebagai simbol pemerataan pembangunan di Indonesia. Gibran mengklaim bahwa IKN akan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat Kaltim dan sekitarnya.
Cak Imin membantah tuduhan Gibran. Dia mengatakan bahwa dirinya terpaksa mengikuti seremoni potong tumpeng di IKN karena saat itu belum ada kontestasi politik. Cak Imin mengaku bahwa saat itu dia belum mengetahui akar masalah yang sebenarnya terkait rencana pembangunan IKN.
“Mungkin gini, Cak Imin dulu belum tahu dan dalam situasi belum kontestasi (pilpres) dan terpaksa harus ikut seremonial bersama pemerintah,” kata Angga Putra Fidrian, juru bicara Timnas AMIN, saat diwawancara di Sekretariat Timnas AMIN, Jakarta Pusat pada Jumat (22/12/2023) malam, seusai acara debat cawapres.
Angga menjelaskan bahwa Cak Imin sekarang sudah mengetahui bahwa rencana pembangunan IKN tidak sesuai dengan skala prioritas pembangunan nasional. Angga mengatakan bahwa Cak Imin lebih memilih untuk mengalokasikan anggaran pembangunan untuk sektor-sektor yang lebih mendesak, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
“Sekarang ketika Cak Imin sudah tahu masalah sebenarnya seperti apa, kan Cak Imin juga tadi menjelaskan bahwa sebenarnya masalah prioritas saja milih bangun IKN Rp400 triliun atau milih benerin sekolah Rp13 triliun, atau milih bangun kereta Rp8 triliun,” kata Angga. (Jor/El/Sekala)