Kukar, Sekala.id – Rasa kecewa menyelimuti Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik, terkait lambatnya penurunan angka stunting di wilayahnya. Hal ini disampaikannya dalam acara Pencanangan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Pos Kesehatan Masyarakat Posyandu Angsoka, Desa Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara (Kukar), Rabu (12/6/2024).
Meskipun dana sebesar Rp 32 miliar telah digelontorkan dari pusat untuk pemberian makanan tambahan, progresnya dinilai masih jauh dari harapan.
“Kami agak kecewa dengan hasil yang dicapai di Kaltim. Sebab, penurunannya sangat tipis, dari 23 persen menjadi 22,9 persen,” ungkapnya.
Kekecewaan ini mendorong Akmal Malik untuk mengambil langkah tegas. Ia menegaskan akan mengambil alih tanggung jawab penanganan stunting dan tak segan memberikan teguran tertulis kepada kepala Dinas Kesehatan Kaltim.
“Saya akan mengontrol puskesmas yang bertugas menyalurkan dana tersebut,” tegasnya.
Lebih lanjut, Akmal Malik juga menyoroti orkestrasi penanganan stunting yang belum berjalan optimal. Padahal menurut Akmal, Kaltim memiliki banyak potensi, seperti CSR, perusahaan, dan dana.
“Namun, orkestrasinya belum berjalan dengan baik,” terangnya.
Di tengah situasi ini, Akmal Malik memberikan apresiasi khusus kepada Kukar yang berhasil menurunkan angka stunting hingga 9,5 persen.
“Ini capaian yang luar biasa, kabupaten lain harus belajar bersama Kukar bagaimana cara mereka mengintrospeksi,” pujinya.
Ia optimis bahwa dengan sinergi yang lebih baik, Kukar dapat mencapai target penurunan angka stunting hingga 17 persen di tahun depan. “Minggu ini, saya akan melakukan rapat untuk membangun sinergi dengan bupati Kukar, Pemprov, dan desa-desa,” tuturnya.
Akmal Malik menegaskan bahwa kunci utama dalam memerangi stunting bukan hanya terletak pada anggaran, melainkan pada keserentakan dan orkestrasi yang solid.
“Ini bukan masalah uang, tapi bagaimana kita bekerja sama dengan baik,” pungkasnya. (Ya/El/Sekala)