Samarinda, Sekala.id – Kaltim memiliki potensi besar untuk mengembangkan sport science, ilmu yang mempelajari berbagai aspek olahraga, mulai dari fisik, psikologi, hingga gizi. Namun, untuk mewujudkannya, tidak cukup hanya dengan menyediakan perangkat pendukung, seperti alat ukur dan laboratorium. Dibutuhkan juga keterlibatan perguruan tinggi sebagai sport scientist, yaitu para ahli yang mampu menerapkan sport science dalam praktik kepelatihan dan peningkatan performa atlet.
Hal ini disampaikan oleh Profesor Dr Dikdik Zafar Sidik, guru besar bidang keolahragaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat, saat memberikan materi dalam kegiatan coaching clinic yang diselenggarakan oleh KONI Kaltim, Sabtu (11/11/2023). Menurutnya, sport science merupakan ilmu multidisiplin yang mencakup banyak bidang, seperti biomekanika, psikologi, gizi, performa, dan coaching clinic.
“Sport science itu sangat penting untuk meningkatkan kualitas atlet dan prestasi olahraga. Sejauh ini, daerah yang paling sport science itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Mereka memiliki fakultas keolahragaan yang lengkap dan terbukti selalu berada di urutan teratas dalam setiap perhelatan PON,” ujarnya.
Profesor Dikdik mencontohkan beberapa universitas yang memiliki fakultas keolahragaan, seperti Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), UPI, dan Universitas Negeri Semarang (Unes). Di sana, para mahasiswa dan dosen tidak hanya belajar teori, tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang olahraga.
Sementara itu, di Kaltim, ia mengatakan bahwa belum ada fakultas keolahragaan yang bersifat menyeluruh. Ia menilai bahwa Universitas Mulawarman (Unmul) masih kurang dalam hal pendidikan keolahragaan, karena belum menyentuh aspek spesifik seperti kepelatihan dan fisik. Oleh karena itu, ia mendorong agar Unmul bisa membentuk fakultas keolahragaan yang nantinya akan menunjang pengembangan sport science di Benua Etam.
“Kaltim memiliki potensi besar untuk menjadi daerah yang sport science, karena memiliki banyak atlet berbakat dan sumber daya alam yang melimpah. Namun, tanpa adanya fakultas keolahragaan, sport science tidak akan berkembang dengan baik. Saya berharap Unmul bisa segera merealisasikan hal ini, agar Kaltim bisa bersaing dengan daerah lain dalam prestasi olahraga,” tutupnya. (Kal/El/ADV/Dispora Kaltim)