By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Sekala.id
  • Nasional
  • Daerah
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Kutai Kartanegara
    • Kutai Timur
  • Peristiwa
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Inspirasi
  • Lainnya
    • Pemerintahan
    • Parlemen
    • Advertorial
    • Kultur
    • Olahraga
    • Hiburan
Sekala.idSekala.id
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Parlemen
  • Kultur
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Inspirasi
  • Advertorial
  • Hiburan
Search
  • Nasional
  • Daerah
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Kutai Kartanegara
    • Samarinda
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Parlemen
  • Kultur
  • Olahraga
  • Peristiwa
  • Inspirasi
  • Advertorial
  • Hiburan
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
© 2023 sekala.id. PT Sekala Media Klausa. All Rights Reserved
PemerintahanSamarinda

Kekerasan Terhadap Anak di Kaltim, Mengapa Angka Kasus Terus Meningkat dan Apa yang Harus Dilakukan?

Redaksi
By Redaksi
Published Selasa, 3 Desember 2024
Share
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik. (Foto: Sekala)
SHARE

Samarinda, Sekala.id – Kekerasan terhadap anak di Kalimantan Timur (Kaltim) telah memasuki tahap yang mengkhawatirkan. Data terbaru dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, angka kekerasan mengalami lonjakan dramatis. Pada 2021, tercatat 551 kasus, namun angka tersebut lebih dari dua kali lipat pada 2023 dengan 1.108 kasus. Hingga Oktober 2024, tercatat 810 kasus dengan 891 korban, dan 67 persen di antaranya adalah anak-anak.

Peningkatan angka kasus ini bukan sekadar statistik. Di balik angka-angka ini tersembunyi kenyataan yang lebih suram, ketidakmampuan sistem untuk memberikan perlindungan yang memadai. Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik, menekankan bahwa tanpa analisis data yang tepat, upaya yang dilakukan hanya akan menjadi rutinitas tanpa dampak nyata. Ia menambahkan, tanpa adanya pemahaman yang mendalam tentang penyebab utama kekerasan, penanganannya akan berjalan di tempat.

“Tanpa peta yang jelas, semuanya hanya rutinitas tanpa hasil,” tegasnya.

Penyebab kekerasan ini beragam, mulai dari faktor pendidikan yang kurang memadai, ketidakstabilan ekonomi, hingga budaya yang masih memandang rendah peran perempuan dan anak. Semua ini menjadi tantangan berat bagi pemerintah dan masyarakat.

Akmal Malik juga menyerukan perlunya pendekatan yang lebih holistik. Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak dan perempuan. Salah satu solusi yang diusulkan adalah menciptakan ruang publik yang aman dan ramah. Jika ruang interaksi sosial dapat dibangun dengan lebih positif, potensi kekerasan dapat ditekan.

Sementara itu, Sekretaris DKP3A Kaltim, Ema Rosita, mengungkapkan fakta yang mengejutkan, lebih dari 50 persen kekerasan terjadi dalam rumah tangga.

“Rumah tangga seharusnya menjadi tempat perlindungan, tetapi kenyataannya malah menjadi tempat paling rentan bagi perempuan dan anak,” ujarnya.

Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, 200 peserta yang hadir dalam Deklarasi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak merumuskan lima poin penting. Salah satunya adalah mencegah perkawinan usia dini, yang seringkali menjadi pintu masuk bagi kekerasan domestik. Selain itu, deklarasi ini juga menyoroti pentingnya memperkuat kolaborasi lintas sektor dan menjadikan Kaltim sebagai Provinsi Layak Anak.

Pemerintah Kaltim berharap langkah-langkah ini dapat mengurangi angka kekerasan yang terus meningkat. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan bahwa deklarasi dan kebijakan tersebut tidak hanya menjadi wacana belaka. Keberhasilan bukan hanya terletak pada komitmen pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi perempuan dan anak-anak.

Dengan meningkatnya kasus kekerasan ini, sudah saatnya masyarakat Kaltim dan Indonesia secara keseluruhan untuk lebih peka dan beraksi. Perlindungan terhadap perempuan dan anak bukanlah tugas pemerintah semata, tetapi tanggung jawab kita semua. Jika tidak, angka-angka ini hanya akan terus menjadi kenyataan yang tak tertanggulangi. (Jor/El/Sekala)

TAGGED:Akmal MalikDKP3A KaltimEma RositaPerlindungan Perempuan dan AnakPj Gubernur KaltimSimfoni PPA
Share This Article
Facebook Pinterest Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Pertandingan Borneo FC Samarinda melawan PSM Makassar di Stadion Batakan, Balikpapan yang berakhir dengan skor 1-0, pada Senin (2/12/2024) kemarin.(Ist) PSM Makassar Bungkam Borneo FC: Ketajaman Strategi Mengalahkan Daya Juang
Next Article Samarinda Menuju Era Kebijakan Berbasis Data, Langkah Menuju Kota Pintar

Berita Undas

Tidak Hanya untuk Polisi, RS Bhayangkara Baru di Samarinda Juga Siap Layani Warga Umum
Kamis, 24 Juli 2025
Supardi Pimpin Kejati Kaltim, Targetkan Percepatan Penanganan Kasus
Kamis, 24 Juli 2025
Tak Beri Uang Tunai, Koperasi Merah Putih Samarinda Pilih Salurkan Bantuan Produktif
Rabu, 23 Juli 2025
Paket Seragam Sekolah di Samarinda Dikeluhkan Mahal, DPRD Akan Panggil Dinas Pendidikan
Rabu, 23 Juli 2025
Penyambutan Dandim 0912/Kubar Yang Baru Letkol Inf Doni Fransisco, Dilaksanakan Dengan Tradisi Khas Dayak
Rabu, 23 Juli 2025

Berita yang mungkin kamu sukai

Peristiwa

Tragedi di Ringroad 3: Api Melalap Pom Mini, Pemuda 22 Tahun Tewas Terbakar

2 Min Read
Advertorial

Pemdes Segihan Dorong Penguatan Koperasi untuk Tingkatkan Daya Saing Petani

2 Min Read
Advertorial

Lewat Panen Raya, Pemkab Mahulu Tegaskan Komitmen Majukan Pertanian Berkelanjutan

2 Min Read
Advertorial

Kebakaran di Desa Sumber Sari, 26 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal, Rendi Solihin Pastikan Bantuan Darurat

2 Min Read
Sekala.id

Afiliasi:

Logo SMSI
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
© 2023 sekala.id. PT Sekala Media Klausa. All Rights Reserved
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna
Password

Lost your password?