Kukar, Sekala.id – Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Tenggarong kembali digelar sebagai ruang artikulasi kepentingan publik yang lebih dari sekadar forum seremonial. Tahun ini, tercatat sebanyak 1.100 usulan dari seluruh kelurahan dan desa mengalir masuk.
Camat Tenggarong, Sukono, mengungkapkan bahwa seluruh usulan tersebut telah terintegrasi dalam sistem perencanaan kecamatan, berkat kolaborasi yang solid antara jajaran pemerintah tingkat bawah: mulai dari lurah, kepala desa, hingga para ketua RT. Namun, bukan berarti semua usulan bisa diakomodasi sekaligus.
“Usulan yang masuk dari seluruh wilayah Kecamatan Tenggarong ada 1.100. Itu semua sudah tersusun rapi, tetapi tetap harus dipilah berdasarkan skala prioritas yang disepakati bersama,” terang Sukono.
Pemetaan prioritas ini, kata Sukono, penting agar pembangunan tidak bersifat tambal sulam, melainkan menyentuh kebutuhan paling mendesak dan berdampak luas. Menurutnya, para lurah dan kepala desa telah lebih dahulu melakukan identifikasi terhadap isu-isu utama yang harus segera ditangani.
Forum Musrenbang kali ini pun dihadiri oleh dua anggota DPRD Kukar dari Daerah Pemilihan (Dapil) Tenggarong. Sukono berharap kehadiran mereka bukan hanya sebagai formalitas, melainkan sebagai representasi politik yang mampu mendorong realisasi usulan prioritas di tingkat legislatif.
“Kami tentu berharap dukungan kawan-kawan dewan untuk memperjuangkan usulan-usulan prioritas dari dapil ini,” ujarnya.
Musrenbang juga ditegaskan sebagai medium demokrasi partisipatif. Warga tidak hanya diajak menyampaikan aspirasi, tapi juga diundang untuk terlibat aktif dalam pengawasan dan pemeliharaan hasil pembangunan.
Sebelumnya, pihak kecamatan telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjelaskan mekanisme Musrenbang, sekaligus menekankan bahwa forum ini bukan ajang setor proposal, melainkan proses menyelaraskan rencana desa dan kelurahan dengan arah kebijakan pembangunan daerah. (Jor/El/ADV/Pemkab Kukar)