Tenggarong, Sekala.id – Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar festival buah lai sekaligus sedekah bumi. Acara ini sebagai wujud syukur dan berbagi kebahagiaan atas panen buah lai dan hasil bumi lainnya.
Ribuan warga antusias mengikuti festival. 1.300 buah lai dibagikan secara gratis. Desa Batuah dikenal sebagai penghasil buah lai terbesar di Kaltim saat ini.
Aminah, salah satu warga yang hadir, berharap festival ini berlanjut setiap tahun.
“Saya berharap pemerintah ke depan berlanjut untuk menjadikan acara yang lebih besar, sehingga Desa Batuah semakin dikenal banyak orang,” katanya.
Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin, dan Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun turut hadir dalam sedekah bumi. Mereka mengapresiasi tradisi masyarakat Desa Batuah yang menjaga kearifan lokal.
“Sedekah Lai sebenarnya sama dengan beberapa festival lainnya yang ada di Kutai Kartanegara, tujuan atau maknanya itu sama sedekah hasil bumi yang ditujukan kepada sang pencipta untuk ungkapan rasa syukur kita terhadap hasil yang dipanen,” ujar Rendi.
Rendi juga berharap buah lai menjadi ciri khas Kukar dan ikon Desa Batuah. Ia juga menyampaikan rencana pemerintah daerah untuk mengadakan festival sedekah bumi lai terbesar yang akan memecahkan rekor MURI tahun depan.
Kepala Desa (Kades) Batuah, Abdul Rasyid menjelaskan, sedekah bumi tahun ini mengusung konsep festival lai. Buah lai menjadi simbol Kecamatan Loa Janan dan salah satu daya tarik wisatawan.
“Kalau durian sering orang adakan, tapi ini kan lai. Kita bentuk menjadi gunungan atau tumpengan, jumlahnya sekitar 1.300 lain. Kemudian disedekahkan, namanya sedekah lai,” kata Rasyid.
Buah lai berasal dari kebun seluas 10 hektare milik Hj Nani, yang memiliki 300 pohon lai. Kebun ini dikenal sebagai wisata Dewi Belai dan merupakan salah satu wilayah pengembangan buah lai di Kabupaten Kukar.
Festival ini juga dirangkaikan dengan berbagai kegiatan, seperti pekan olahraga dusun, peresmian tribun dan syukuran jalan wisata yang dibangun Pemkab Kukar.
Rasyid menambahkan, Wabup Kukar berpesan agar Festival Lai ini bisa masuk rekor muri tahun 2024 mendatang. “Kalau yang pertama ada 1.300an buah lai, mungkin tahun depan bisa 5.000. Beliau berharap ini dimasukkan (Kalender Event) dan akan dikoordinasikan dengan instansi terkait. Tahun depan pasti lebih meriah, ini perdana,” tutupnya. (Mar/Mul/Sekala)