Balikpapan, Sekala.id – Adian Napitupulu kembali menggebrak panggung politik, kali ini di Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) PDI Perjuangan Kalimantan Timur (Kaltim). Di hadapan kader-kader partai, di hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Sabtu (14/9/2024), politikus senior ini melontarkan kritik tajam terhadap fenomena politik yang kian dikendalikan oleh uang dan transaksi.
“Pemilu sekarang lebih banyak tentang jumlah uang yang digelontorkan, bukan tentang program yang dijanjikan,” Adian menyindir.
Kritiknya jelas tertuju pada praktik politik uang yang kerap membayangi pemilihan, baik Pilkada, Pileg, maupun Pilpres. Tapi bagi Adian, jalan menuju kemenangan tak serumit itu. Ia menegaskan, solusi untuk meraih simpati rakyat adalah keberpihakan yang tulus.
“Jika calon pemimpin benar-benar berpihak kepada rakyat, rakyat tidak butuh amplop untuk memberikan suaranya,” katanya lugas, seolah memukul kesadaran para kader yang mendengarnya.
Keberpihakan itu, menurut Adian, harus diwujudkan dalam program-program konkret yang benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat, bukan janji manis yang menguap pasca kemenangan.
“Semakin nyata program itu membantu rakyat, semakin kuat dukungan yang akan datang. Tanpa perlu uang besar, tanpa politik transaksional,” tegasnya.
Pesan itu ia tujukan secara langsung kepada para calon kepala daerah di Kaltim. Adian mengingatkan bahwa pemimpin yang jujur dan berfokus pada kepentingan rakyat akan selalu mendapatkan tempat di hati masyarakat. Selain soal strategi politik, Adian juga menyentuh sejarah panjang PDI Perjuangan.
“Partai ini tidak lahir dari kemewahan. PDI Perjuangan dibentuk dari darah, keringat, dan pengorbanan,” ujarnya, menyiratkan perjuangan berat yang harus dilalui oleh para pendahulu partai, termasuk Megawati Soekarnoputri.
Pesannya jelas, menjadi kader PDI Perjuangan bukan berarti hidup nyaman.
“Jangan cengeng. Berjuang ya berjuang. Berkorban ya berkorban,” serunya, mengobarkan semangat kader-kader PDI Perjuangan di Bumi Etam. (Kal/El/Sekala)