Samarinda, Sekala.id – Debat seru calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) 2024 berlangsung panas di Convention Hall Gor Kadrie Oening, Samarinda, Rabu (23/10/2024). Isu kesejahteraan masyarakat dan pengangguran jadi sorotan tajam kedua pasang calon, menghadirkan ide-ide besar dengan harapan mengubah wajah Kaltim.
Fakta di lapangan menunjukkan, tingkat pengangguran terbuka di Kaltim pada Februari 2024 berada di angka 5,75 persen, menjadi tertinggi di Kalimantan dan melampaui rata-rata nasional sebesar 4,82 persen. Situasi ini diperparah oleh lapangan kerja yang terbatas dan tingginya migrasi tenaga kerja dari luar daerah di sektor tambang dan perkebunan.
Dalam debat ini, calon Wakil Gubernur nomor urut 2, Seno Aji, melontarkan ide terobosan yang ia beri nama “Gratis Pol” sebagai langkah untuk menekan angka pengangguran.
“APBD kita besar, tapi kenapa pengangguran juga tinggi? Ke mana uangnya?” tegas Seno, penuh rasa prihatin.
Menurut Seno, program “Gratis Pol” berfokus pada pendidikan gratis yang dirancang untuk mencetak SDM unggul asli Kaltim.
“Kita butuh SDM yang mampu bersaing dan siap berkontribusi. Program ini tak sekadar mendidik, tapi juga memberdayakan masyarakat kita,” jelasnya optimis.
Tidak hanya itu, Seno memperkenalkan program “Jos Pol” yang diharapkan mampu mendongkrak sektor UMKM.
“Bayangkan jika kita punya 300 ribu UMKM yang masing-masing bisa menyerap 2-3 tenaga kerja, kita bisa menciptakan sekitar 300 ribu lapangan kerja baru,” katanya yakin.
Program ini rencananya akan didukung oleh APBD dengan bantuan kredit KUR, bertujuan menekan angka pengangguran hingga di bawah dua persen dalam lima tahun ke depan.
Namun, Hadi Mulyadi, calon Wakil Gubernur nomor urut 1, tak tinggal diam. Ia mempertanyakan efektivitas “Gratis Pol” dan menyebutnya terlalu menyederhanakan masalah.
“Tidak semua persoalan di Kaltim bisa diselesaikan dengan satu kata kunci, ‘Gratis Pol’,” ujar Hadi dengan nada tegas, menganggap program ini masih butuh konsep yang lebih konkret.
Menanggapi kritik Hadi, Seno teguh dengan keyakinannya bahwa “Gratis Pol” adalah solusi jangka panjang untuk SDM Kaltim yang lebih baik. “Ini adalah investasi untuk masa depan. Kita ingin SDM Kaltim mampu bersaing, bahkan dengan tenaga kerja dari luar,” jawab Seno mantap.
Ia juga menambahkan, Kaltim punya potensi besar yang belum sepenuhnya tergali, bahkan bisa menyaingi pusat-pusat ekonomi seperti Jakarta dan Singapura. (Jor/El/Sekala)