Samarinda, Sekala.id – Samarinda terus mengubah wajahnya. Di tengah geliat pembangunan kota, kebutuhan mendasar seperti air bersih kini menjadi prioritas utama. Pada Jumat (6/12/2024), Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda meresmikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bumi Sempaja. Hal ini menjadi langkah konkret untuk memastikan setiap rumah di Samarinda memiliki akses air bersih.
Berbekal kapasitas produksi sebesar 50 liter per detik, instalasi ini bukan sekadar fasilitas baru. Ini adalah jawaban atas keluhan lama masyarakat Samarinda Utara, yang selama ini menghadapi distribusi air yang tersendat dan tidak merata.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, hadir langsung di lokasi peresmian yang terletak di Jalan Bukit Timur Sempaja. Dengan nada optimis, ia menyampaikan visi besar pemerintah kota, yakni cakupan layanan air bersih 100 persen pada 2028.
“Kita sedang membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh warga Samarinda,” ujar Andi Harun.
Menurutnya, air bersih adalah hak dasar, dan kami berkomitmen untuk memenuhinya. Namun, ambisi ini bukan pekerjaan ringan. Samarinda, dengan pertumbuhan penduduknya yang pesat, membutuhkan infrastruktur yang tak hanya besar, tetapi juga berkelanjutan. Bantuan dari Pemerintah Provinsi Kaltim dan Kementerian PUPR lewat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW), berupa alokasi dana senilai Rp200 miliar, menjadi salah satu kunci keberhasilan proyek ini.
Sementara itu, Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana memegang peran penting. Dengan cakupan layanan mencapai 82,5 persen, Perumdam terus berinovasi. Direktur Utamanya, Nor Wahid Hasyim, menyebutkan bahwa kepuasan pelanggan yang mencapai 97 persen adalah bukti.
“Bukan hanya angka, kami bekerja untuk memberikan solusi nyata bagi warga Samarinda. Saat ini, jaringan pipa air bersih sudah membentang sepanjang 3.385 kilometer,” kata Nor Wahid.
Tahun depan, Perumdam akan menambah 3.300 sambungan baru, didukung anggaran sebesar Rp24 miliar. Langkah ini diharapkan mempercepat distribusi air hingga pelosok kota. Pembangunan booster di Palaran dan instalasi tambahan di Gunung Lingai juga menjadi agenda penting.
Kelak, kolaborasi antar-lembaga dan dukungan masyarakat menjadi penentu keberhasilan. Dengan target ambisius 2028 cakupan 100 persen, Samarinda tak sekadar membangun fasilitas, tetapi juga membangun kepercayaan warganya. Bahwa akses air bersih adalah janji yang akan ditepati. (Kal/El/Sekala)