Samarinda, Sekala.id – Badan Pengawas Pemilu Kalimantan Timur (Bawaslu SKaltim) menggelar sosialisasi peran media untuk meningkatkan pengawasan partisipatif jelang Pilkada Serentak 2024. Acara yang digelar di Setiap Hari Coffee, Samarinda, malam ini, Sabtu (14/7/2024), dihadiri narasumber ternama seperti Ketua PWI Kaltim Abdurahman Amin, mantan komisioner Bawaslu Ebin Marwi, dan Editor Tribun Kaltim Muhammad Fahri.
Ebin Marwi memulai diskusi dengan mengungkap fakta-fakta mengenai kerawanan dalam pemilihan, termasuk isu sensitif seperti mahar politik.
“Masalah mahar politik seringkali sulit diungkap meskipun terjadi di banyak kasus, seperti kasus yang terhenti di tengah jalan seperti kasus Lanyala yang meminta mahar puluhan miliar,” ujarnya.
Menurut Ebin, masalah mahar politik sangat merusak birokrasi, khususnya dalam pemilihan kepala daerah, meskipun sudah ada undang-undang yang melarangnya.
“Ini ancaman serius terhadap demokrasi, namun sulit untuk dibuktikan,” tambahnya.
Ebin juga menyoroti praktik calon kepala daerah yang menggunakan modal besar untuk mempengaruhi proses politik di Jakarta.
“Hal ini sangat merugikan. Apa gunanya Pilkada jika hal seperti ini terus terjadi,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta diingatkan pentingnya peran media dalam mengawasi Pilkada Serentak agar berlangsung dengan baik. Abdurahman Amin dari PWI Kaltim menekankan bahwa media tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga memperkenalkan calon kepala daerah kepada masyarakat.
“Media harus menginformasikan dengan baik profil dan rekam jejak calon, sehingga masyarakat dapat memilih dengan cerdas,” ujarnya.
Abdurahman juga mengkritisi fokus media yang terlalu mendominasi figur-figur yang sudah dikenal di panggung politik, sementara banyak calon potensial lainnya kurang mendapatkan sorotan.
“Setiap calon harus diberikan kesempatan yang sama untuk dikenal oleh masyarakat,” tandas Abdurahman.
Ia menegaskan bahwa integritas dan profesionalisme wartawan sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap media sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan.
“Media harus menjaga independensinya dan tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu,” pungkas Abdurahman, menekankan pentingnya media dalam memberikan informasi yang jujur dan transparan mengenai tahapan Pilkada dan visi calon kepala daerah. (Jor/El/Sekala)