Samarinda, Sekala.id – Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Sani Bin Husain, menyoroti tiga faktor utama yang menjadi pemicu kekerasan terhadap anak dalam sebuah pernyataan yang dia buat. Menurutnya, faktor-faktor tersebut adalah kurangnya pengawasan terhadap anak, ketiadaan teladan yang memadai, dan kurangnya pendidikan agama.
“Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anak mereka. Selain itu, penting pula untuk memperkuat pendidikan agama, terutama di lingkungan sekolah menengah atas, dengan menghidupkan kembali organisasi keagamaan dan kegiatan pembinaan rohani agar perilaku mereka menjadi lebih positif,” ungkap Sani.
Sani menekankan, upaya pencegahan kekerasan terhadap anak harus melibatkan peningkatan pengawasan, penciptaan teladan positif, dan penguatan pendidikan agama di lingkungan sekolah.
Meskipun Samarinda saat ini meraih penghargaan sebagai Kota Layak Anak (KLA), Sani berharap pemerintah kota tetap berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak sebagai fokus utama. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
“Perhatian lebih terhadap anak-anak yang terlantar dianggap penting untuk memastikan bahwa hak-hak mereka dijamin dan kebutuhan mereka terpenuhi,” tuturnya.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menegaskan, perlindungan terhadap anak harus menjadi prioritas utama, mengingat masa depan bangsa sangat bergantung pada kesejahteraan anak-anak saat ini. Memberikan ruang belajar dan perlindungan kepada anak-anak, menurutnya, merupakan investasi bagi masa depan yang lebih baik, terutama bagi kemajuan Kota Samarinda. (Yah/Fch/ADV/DPRD Samarinda)