Samarinda, Sekala.id – Di ruang ujian LPP RRI Samarinda yang hening, suara ketukan keyboard dan detak waktu menjadi saksi perjuangan 1.094 peserta Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Kabupaten Mahakam Ulu tahun 2024. Mereka datang dengan mimpi besar, bertarung memperebutkan 434 formasi yang tersedia untuk tenaga kesehatan dan teknis. Namun, bagi para peserta, seleksi ini bukan sekadar mencari pekerjaan. Ini adalah jalan menuju masa depan yang lebih baik, baik untuk mereka maupun untuk Mahakam Ulu.
Di atas kertas, seleksi ini adalah persaingan ketat. Dari total pelamar, hanya sebagian yang akan lolos memenuhi standar untuk mengisi 154 posisi tenaga kesehatan dan 280 posisi tenaga teknis. Namun, di balik angka-angka itu, ada cerita-cerita penuh harapan. Ada pemuda dari pelosok desa yang ingin mengabdi sebagai perawat, ada lulusan teknik yang bermimpi membangun infrastruktur Mahulu, dan ada ibu rumah tangga yang ingin membuktikan dirinya mampu berkontribusi untuk daerah.
Kepala BKPSDM Mahulu, Wenefrida Kayang, tak hanya hadir untuk mengawasi jalannya seleksi, tetapi juga memberikan dukungan moral kepada peserta.
“Semangat-semangat! Kabupaten Mahakam Ulu bisa… bisa… bisa!” serunya dengan penuh energi, menyadari bahwa ujian ini lebih dari sekadar angka di layar.
Wenefrida paham bahwa tantangan peserta bukan hanya soal soal-soal SKD. Ada tekanan besar untuk membuktikan diri, ada rasa takut gagal, dan ada keraguan yang terkadang menghantui. Namun, ia mengingatkan bahwa ujian ini adalah soal keberanian dan integritas.
“Kami ingin peserta yang hadir memiliki potensi untuk memberikan dampak nyata bagi Mahulu. Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah bagian dari perjalanan,” ujarnya.
Wenefrida juga menekankan pentingnya transparansi dalam proses ini. Dari hari pertama hingga akhir sesi, semua berlangsung sesuai aturan. Bahkan jaringan internet, yang kerap menjadi momok di wilayah timur, berjalan tanpa hambatan.
Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Setiap sesi ujian mencatat ada peserta yang absen, otomatis gugur dari persaingan. Situasi ini menimbulkan tantangan baru bagi Pemerintah Kabupaten Mahulu. Dengan 434 formasi yang harus diisi, Kepala BKPSDM berharap ada kebijakan optimalisasi dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk mengisi kekosongan formasi yang mungkin terjadi.
“Kami berharap semua formasi terisi. Jika tidak, kami berharap ada kebijakan perangkingan agar formasi ini tidak terbuang percuma,” harap Wenefrida.
Bagi Mahakam Ulu, seleksi ini bukan sekadar mencari pegawai. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat layanan publik di wilayah yang masih membutuhkan banyak tenaga profesional. Lebih dari itu, ini adalah langkah strategis untuk membangun masa depan daerah yang lebih baik. (Jor/Mul/ADV/Pemkab Mahulu)